Sebuah kedai ramen ternama di Jepang meminta para pengunjungnya untuk makan ramen dalam tempo singkat. Imbauan itu dibanjiri kritik.
Diberitakan SoraNews, Kamis (17/7/2025) Ramen Jiro akhirnya menyampaikan penyesalan setelah dibanjiri testimoni pengunjung yang kesal dan kecewa. Pernyataan itu disampaikan sebagai buntut setelah salah satu cabang restoran itu memposting permintaan agar pengunjung makan dengan cepat, Pengumuman dilakukan pada 4 Juli.
Akun Twitter resmi cabang Ramen Jiro Fuchu di Tokyo mengunggah postingan berikut:
“Saya manajer Fuchu Ramen Jiro. Akhir-akhir ini, ada peningkatan jumlah pelanggan yang makan sangat lambat, yang menyebabkan masalah bagi kami sebagai restoran karena mengganggu alur tempat duduk. Kami meminta pelanggan untuk menghabiskan makanan dalam maksimal 20 menit,” tulisnya.
Unggahan tersebut disertai foto mesin tiket makan restoran, tempat pelanggan membayar makanan mereka, yang kini juga dilengkapi pemberitahuan tertulis
“Kami meminta pelanggan menghabiskan makanan mereka dalam waktu 20 menit,” pengumuman ditambahkan.
Pengumuman itu menuai pro dan kontra. Ada argumen yang menyatakan bahwa ramen harus dimakan secepat mungkin, sebelum kuahnya dingin dan mi-nya lembek. Namun, ramen umumnya disajikan panas mengepul di Jepang, jadi ramen bukanlah sesuatu yang bisa langsung disuap ke dalam mulut kebanyakan orang tanpa risiko luka bakar yang sangat menyakitkan.
Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan ukuran porsi Ramen Jiro yang sangat besar, dengan daging babi berlemak dan sayuran yang ditumpuk tinggi seperti gunung yang menjulang dari mangkuk. Akibatnya, pernyataan Ramen Jiro Fuchu tentang batas waktu 20 menit tidak diterima dengan baik. Banyak netizen menulis mereka lebih suka ramen mereka tanpa tekanan untuk melahapnya dengan cepat.
Setelah dibanjiri kritik, kedai itu akhirnya menghapus twit asli dan mengunggah permintaan maaf serta klarifikasi pada 7 Juli.
“Pemberitahuan tertulis di toko, unggahan di media sosial, dan pilihan bahasa yang tegas dalam membalas telah memberikan kesan yang keliru bahwa kami adalah restoran yang penuh tekanan dengan suasana yang mengintimidasi,” demikian pernyataan tersebut.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Kami mohon maaf dan sangat menyesalkan berbagai hal yang telah menyebabkan tekanan dan ketidaknyamanan bagi pelanggan kami dan orang lain yang terhubung dengan restoran kami,” tulis toko.
Twit tersebut selanjutnya menjelaskan bahwa pemberitahuan tertulis di toko juga telah dihapus. Sebagai pembelaan Ramen Jiro, sebagian besar restoran ramen di Jepang beroperasi dengan margin keuntungan yang rendah, sehingga mengandalkan tingkat perputaran pelanggan yang tinggi agar tetap menguntungkan.
Keinginan untuk mengosongkan tempat duduk bagi pengunjung baru sangat tinggi di Ramen Jiro, dengan banyak cabang yang memiliki antrean panjang dan pelanggan yang menunggu selama jam sibuk makan siang dan makan malam.
Tentu pengunjung yang santai berdampak buruk pada laba restoran. Namun sepertinya mengurangi waktu duduk menjadi 20 menit saja tampaknya terlalu berlebihan.