Keluarga Juliana Marins Berencana Autopsi Ulang Jenazah, Pemprov NTB Tak Keberatan

Posted on

Pemprov Nusa Tenggara Barat (NTB) menanggapi rencana autopsi ulang jenazah warga negara Brasil, Juliana Marins, yang jatuh di Gunung Rinjani, di Brasil. Pemprov NTB mengatakan bahwa tindakan itu merupakan hak keluarga korban.

Dilansir infobali, Rabu (2/7/2025), jenazah Juliana (27), akan diautopsi ulang di Institut Medis Legal (IML) Rio de Janeiro. Sebelumnya, jenazah Juliana sudah diautopsi tim forensik di RS Bali Mandara, Denpasar, Bali.

“Itu hak keluarga Juliana untuk melakukan apa yang terbalik untuk itu tidak bisa kami larang,” kata Faozal.

Kala itu, dokter forensik menyatakan Juliana bertahan hidup selama 20 menit setelah terperosok ke dalam jurang di area Cemara Nunggal. Juliana dinyatakan meninggal dunia karena benturan keras yang menyebabkan perdarahan dan kerusakan organ.

Faozal juga mengatakan proses evakuasi Juliana sudah dilakukan secara maksimal. Dia menyebut seluruh prosedur evakuasi sudah memenuhi standar evakuasi yang ada di Indonesia.

Dia juga menyebut bahwa proses autopsi juga sudah dilakukan secara profesional oleh dokter dan dikawal oleh Polri.

Sementara itu, advokat HAM dari Kantor Federal Pembela Publik Brasil (Federal Public Defender’s Office/DPU), Taisa Bittencourt, mengatakan otoritas Brasil menyatakan autopsi itu dilakukan atas permintaan keluarga Juliana. Bittencourt menyebut hasil autopsi itu akan menentukan apakah otoritas Brasil akan mengajukan penyelidikan internasional atas kematian Marins atau tidak.

“Kami menunggu laporan (dari pihak Indonesia) dan setelah laporan ini sampai di kami, kami akan menentukan langkah-langkah selanjutnya. Autopsi kedua ini adalah atas permintaan keluarga Juliana,” kata Bittencourt seperti dikutip media lokal Globo.

Hanya saja, mereka belum memutuskan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.

“Kami akan mendukung keluarga berdasarkan hasil autopsi dan apa pun keputusan mereka,” dia menambahkan.

Bittencourt menuturkan autopsi ulang ini diminta keluarga karena minim klarifikasi dari otoritas Indonesia terkait penyebab kematian dan kapan tepatnya Juliana meninggal dunia.