9 dari 15 mahasiswa UIN Walisongo berhasil selamat dari derasnya arus sungai Singorojo di Kendal. Mereka memberi kesaksian, 6 korban tenggelam meminta tolong.
Salah satu korban selamat menceritakan momen banjir di sungai Singorojo menerjang hingga menghanyutkan enam mahasiswa UIN Walisongo lainnya yang sedang tubing di sungai tersebut.
Salah satu mahasiswa yang menangis paling kencang ialah Nayla Ilma yang merupakan korban selamat. Bahkan Nayla harus dipapah oleh kedua temannya karena kondisinya yang lemas.
Nayla, mengatakan, saat itu ada 15 mahasiswa yang mandi dan bermain air di tubing genting Jolinggo, Desa Getas Kecamatan Singorojo. Cuaca yang cerah dan air sungai yang tenang membuat mereka tak ragu menceburkan diri ke sungai.
“Saat itu di tubing genting cuacanya cerah dan air sungainya juga tenang. Ada 15 mahasiswa yang asyik bermain di air,” kata Nayla Ilma sambil terisak.
Tak diduga, banjir besar datang tiba-tiba. Banjir itu memisahkan 15 mahasiswa yang sedang bermain di air sungai.
“Kami ber-15 lagi asyik main di air, tiba-tiba datang air besar dan menghanyutkan kami semua. Kami terpisah dan berusaha menyelamatkan diri masing-masing,” jelasnya.
9 orang berhasil menepi ke pinggiran sungai. Namun nahas, 6 orang lainnya terseret arus sungai yang deras. Nayla menceritakan bagaimana suasana saat melihat enam orang temannya hanyut.
“Sembilan orang termasuk saya bisa selamat karena bisa menepi ke pinggiran sungai tapi yang enam orang lainnya hanyut terbawa arus,” sambungnya.
“Suasana saat itu kami panik, takut dan campur aduk karena terbawa arus. Saya sedih kalau teringat wajah teman-teman yang terseret arus dan mereka berteriak minta tolong,” isaknya.
Mereka yang selamat langsung berlari melaporkan kejadian tersebut ke warga setempat hingga akhirnya bantuan datang dan proses pencarian dilakukan. Baginya, ini adalah tragedi.
“Saya tidak sangka harus pisah dengan teman-teman dengan cara seperti ini, tragis banget,” pungkasnya.
Rektor UIN Walisongo Semarang, Nizar, menyampaikan duka cita mendalam terhadap kasus mahasiswa KKN UIN Walisongo yang hanyut tenggelam saat tubing di Sungai Singorojo, Dusun Jolinggo, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal.
“Keluarga besar UIN Walisongo Semarang berduka mendalam atas musibah yang menimpa enam mahasiswa peserta KKN di Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal. Kami turut berbelasungkawa atas berpulangnya mahasiswa terbaik UIN Walisongo,” kata Nizar dalam keterangan tertulis, Selasa (4/11).
Pihak kampus mengaku akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan KKN, terutama terkait keamanan, mitigasi risiko, dan pengawasan kegiatan lapangan.
“Keselamatan mahasiswa adalah prioritas utama universitas. KKN adalah bentuk pengabdian kepada masyarakat, namun harus selalu dijalankan dengan kesiapsiagaan dan pertimbangan keselamatan yang matang,” tegasnya.
Pihak kampus juga telah mengambil beberapa langkah, mulai dari menerjunkan tim pendamping universitas dan dosen pembimbing KKN hingga menyediakan layanan konseling serta dukungan spiritual bagi mahasiswa dan keluarga yang terdampak.
“Melakukan evaluasi dan penguatan sistem keamanan kegiatan KKN di seluruh lokasi penugasan,” tuturnya.
——-
Artikel ini telah naik di infoJateng, bisa dibaca selengkapnya dan
