merupakan sebuah destinasi favorit untuk berlibur, pembaca infocom menempatkan Jepang dalam top 5 destinasi favoritnya. Sisi menarik Jepang bukan hanya lanskap alamnya saja tapi juga suasana kotanya.
Belum lagi Jepang memiliki daya tarik wisata kuliner yang banyak diminati turis. Selain itu budaya yang beragam juga membuat turis yang datang terpukau akan hal itu. Namun terkadang turis juga luput dengan pola sosial di sana.
Jepang memang terkenal dengan keramahan dan kesopanannya, tapi di balik itu ada juga beberapa aturan tak tertulis yang penting dan wajib dipahami. Dilansir NDTV, Jumat (16/5/2025) supaya liburan ke Jepang makin lancar dan menyenangkan, berikut ini lima kesalahan umum yang sering dilakukan turis.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Di Jepang, masuk rumah (atau tempat-tempat tertentu) pakai sepatu itu dilarang. Budaya lepas sepatu bukan cuma berlaku di rumah pribadi, tapi juga di kuil, ryokan (penginapan tradisional), bahkan beberapa restoran.
Biasanya terdapat sandal berjejer atau ada area kecil di pintu masuk tempat sepatu dilepas. Itu artinya traveler wajib copot sepatu sebelum masuk. Tetap pakai sepatu di dalam ruangan bisa dianggap tidak sopan dan jorok.
Di Jepang turis harus sedikit menahan diri karena di sana orang-orang sangat menghargai ketenangan. Seperti di kereta, bus, restoran, atau bahkan lift, mereka biasanya bicara dengan suara pelan atau malah diam sama sekali.
Jadi, usahakan bicara dengan nada rendah dan tidak mengganggu sekitar. Bukan karena nggak boleh seru-seruan, tapi karena menghormati ruang orang lain itu penting banget di sana.
Ini yang sering bikin turis bingung, jika di Jepang traveler tidak perlu bahkan tidak seharusnya memberi tip setelah makan. Memberi uang tambahan bisa bikin staf restoran bingung atau bahkan tersinggung, karena mereka merasa sudah menjalankan tugasnya sebaik mungkin tanpa mengharapkan imbalan lebih.
Jika pengunjung puas dengan pelayanan atau makanannya enak, cukup ucapkan terima kasih dan tunjukkan senyum tulus.
Antre di Jepang itu bukan hanya kebiasaan, tapi budaya. Di mana pun tempatnya, mau di stasiun, halte bus, ATM, atau di kasir minimarket, orang Jepang akan tertib berdiri sesuai giliran. Dan semua dilakukan dengan tenang, tanpa dorong-dorongan atau saling serobot.
Sebagai turis, traveler wajib ikut aturan itu untuk menunjukkan rasa hormat.
Menggunakan HP di dalam kereta mungkin boleh saja, tapi ngobrol lewat telepon dengan suara keras di dalam kereta itu yang tidak boleh. Kereta di Jepang itu ibarat zona sunyi, di mana tempat orang istirahat, baca buku, atau sekadar duduk tenang selama perjalanan.
Bahkan traveler akan sering dengar pengumuman yang mengingatkan penumpang buat mematikan suara ponsel atau tidak menerima panggilan. Jadi, kalau ada telepon penting masuk, lebih baik tunggu sampai turun di stasiun berikutnya untuk menjawabnya.