KGPA Tedjowulan Pernah Ajak Purbaya Bicara Masa Depan Keraton Solo, tapi…

Posted on

Mahamenteri Keraton Solo, KGPA Tedjowulan, mengungkapkan pernah berusaha mengajak KGPH Purbaya membahas masa depan Keraton Solo. Namun, upaya itu selalu tertunda karena Purbaya masih fokus kuliah.

Setelah wafatnya Paku Buwono (PB) XIII, dualisme kepemimpinan di Keraton Solo masih terus berlangsung. Dua putranya, KGPH Purbaya dan KGPH Mangkubumi, sama-sama mengukuhkan diri sebagai pengganti dan menggunakan gelar PB XIV.

Mahamenteri Keraton Solo KGPA Tedjowulan mengaku sudah lama khawatir dengan proses suksesi yang belum dipersiapkan matang, terutama terkait pemahaman budaya dan kepemimpinan. Pernyataan itu diungkapkan KGPA Tedjowulan saat hadir di podcast GenduRasa infoJateng, Rabu (25/12/2025).

Selama ini, Tedjowulan beberapa kali mencoba mempertemukan kedua putra PB XIII. Namun upaya itu selalu buntu karena KGPH Purbaya kerap absen.

“Bukan berarti saya tidak pernah menemui Purbaya,” kata KGPA Tedjowulan.

Menurutnya, ajakan untuk membahas masa depan keraton bahkan sudah dimulai saat PB XIII masih hidup.

“Saya pernah menemui dia saat Paku Buwono XIII masih ada. Kami duduk berempat: paling kanan PB XIII, ibunya, dan di belakang Purbaya,” ujarnya.

Saat itu, Purbaya masih menempuh kuliah di Semarang. Awalnya pembicaraan soal kuliah, tapi kemudian bergeser ke topik masa depan keraton.

“Kalau kamu pulang ke Solo, ketemulah sama saya. Kita ngobrol soal bagaimana ke depan Keraton ini,” ujar Tedjowulan menirukan ucapannya saat itu. Sayangnya, ajakannya dijawab oleh ibu Purbaya yang meminta sang putra fokus bersekolah.

“Setelah itu, saya tidak pernah bertemu lagi,” kata dia.

Meski begitu, KGPA Tedjowulan masih menaruh harap bisa duduk bersama kedua putra PB XIII. Ia menekankan, keberadaan raja yang definitif penting untuk pelestarian keraton ke depan.

“Harapan saya, semoga bisa bertemu dengan mereka masing-masing,” katanya.

Sementara itu, PB XIV Purbaya pernah menjelaskan alasan ketidakhadirannya saat diundang Tedjowulan, termasuk dalam pertemuan yang rencananya digelar di rumah dinas Wali Kota Solo beberapa pekan lalu.

“Saya tidak tahu soal undangan dari Tedjowulan. Saya kuliah di Jogja, tidak bisa ke Solo kemarin. Kalau kuliah saya tinggal, bisa DO (drop out), bagaimana nanti,” ujarnya saat ditemui di Masjid Agung Solo, Jumat (5/12).