Kisah Alba, Orang Utan Albino yang Lahir dengan Kelainan Genetik baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.

Sosok Alba, seekor orang utan albino menarik perhatian warganet dengan bulunya yang berwarna putih. Tampilan ini jelas berbeda dengan orang utan lain dengan warga bulu orange-coklat. Alba juga memiliki warna mata kebiru-biruan dan pupil kemerahan.

Saat ini, Alba menjadi satu-satunya orang utan albino di Indonesia dan dunia. Karena itu kehadirannya menjadi perhatian mulai dari proses konservasi, rehabilitasi, hingga perilisan kembali di habitatnya. Alba menjadi sebuah fenomena di dunia keanekaragaman satwa.

“Semoga Alba baik-baik saja di hutan belantara Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR). Orang utan albino ini adalah sebuah keunikan dan kelangkaan. Mari kita jaga keanekaragaman hayati di Indonesia, yang menjadi bagian kekayaan bangsa,” tulis Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah (BKSDA Kalteng).

Dikutip dari akun Instagramnya @bksda_kalteng, Alba si orang utan albino awalnya bernama Snow White sesuai wana bulunya yang seputih salju. Alba diterima BKSDA Kalteng dari seorang warga Desa Tangirang, Kecamatan Kapuas Hulu, Kapuas, Kalimantan Tengah.

Saat itu, Alba yang berjenis kelamin betina sudah berusia 5 tahun dengan bobot 8,3 kilogram. Alba diterima di tahun 2017, setelah menempuh jarak sekitar 180 kilometer dari Desa Tangirang menuju Kota Palangkaraya lokasi kantor BKSDA Kalteng.

Di tahun yang sama, tepanya 2 Mei 2017, BKSDA Kalteng menitipkan Alba ke Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) untuk bersekolah. Di sini Alba menjalankan proses rehabilitasi, latihan hidup mandiri, dan lekas beradaptasi dengan lingkungan.

Alba, yang sekarang mungkin sudah berusia 13 tahun, ternyata orang utan pintar dan cerdas. Dia juga cepat menangkap ilmu serta punya memori tajam, sehingga hanya perlu sekolah selama 1 tahun. Selanjutnya pada tahun 2018, Alba dikembalikan ke alam raya TNBBBR bersama orang utan lain bernama Kika.

Dikutip dari National Geographic, albino terlahir dengan kondisi ‘istimewa’ seperti tampilannya yang serba putih. Dalam beberapa kasus, kelainan genetik pada albino memengaruhi fungsi mata dan kemampuan sarfnya yang tidak berkembang sempurna.

Namun, Alba si orang utan albino tampaknya adalah pengecualian. Non Government Orgnization (NGO) lingkungan Save the Orangutan dalam lamannya menjelaskan kondisi Alba satu bulan setelah perilisan di TNBBBR. NGO ini aktif memantau keseharian Alba saat pagi dan malam.

“Alba dalam kondisi sehat dan bisa beradaptasi dengan baik pada bulan pertama hidup di TNBBBR. Proses adaptasinya luar biasa, tapi ini tidak mengagetkan. Kemungkinan Alba menghabiskan waktu di alam selama 4-5 tahun dengan induknya sebelum ditangkap di desa,” kata peneliti Dr Jamartin Sihite.

Sesuai hasil pengamatan, Alba sangat aktif dan hanya meninggalkan pohon sesekali untuk mencari tunas pohon. Pergerakan dan instingnya di alam liar berkembang dengan baik, sehingga tim pemantau tidak perlu membantu Alba mencari makan.

Hal positif lain yang patut jadi catatan, Alba mampu beradaptasi dengan baik ketika dipantau pada tahun 2019. Dia juga bisa bersosialisasi dengan baik dan terlihat sering bersama Kika. Teman Alba lainnya adalah Miri dan Winda, dua orang utan betina yang dirilis pada 2016.

Update Kondisi Alba Si Orang Utan Albino

Gambar ilustrasi