Kolam Retensi Derwati, Solusi Asri Pencegah Banjir di Bandung

Posted on

Setelah mendengar cerita tentang kolam retensi di kawasan Bandung Inten Indah, Kelurahan Derwati, saya memutuskan untuk mengunjungi tempat ini.

Berbekal rasa penasaran tentang bagaimana sebuah proyek sederhana bisa mengatasi masalah banjir sekaligus menciptakan ruang hijau yang indah, saya tiba di Derwati pada suatu pagi yang cerah.

Sebuah kolam besar yang dikelilingi pepohonan menyambut saya, sebuah pemandangan yang tak pernah saya bayangkan akan ada di kawasan yang katanya dulu sering menjadi langganan banjir.

Saya selalu terngiang-ngiang bagaimana warga mengatakan bahwa daerah ini sering menjadi sorotan saat musim hujan tiba. Genangan air yang tak kunjung surut membuat warga kelimpungan setiap kali hujan deras turun.

Banyak rumah yang terendam air, aktivitas warga terganggu, dan kerugian materi pun tak terhindarkan. Saya tak bisa membayangkan bagaimana sulitnya hidup dengan ancaman banjir yang akan datang setiap hujan turun.

Namun, di balik cerita-cerita itu, ternyata ada perubahan besar yang telah terjadi. Pemerintah Kota Bandung dan warga setempat mulai mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir, dan jawabannya ternyata ada pada sebuah kolam retensi.

Kolam Retensi ini diresmikan sebagai salah satu upaya untuk minimalkan potensi banjir di kawasan Bandung Inten Indah, Kelurahan Derwati, Kecamatan Rancasari. Ini merupakan kolam retensi kesebelas yang diresmikan Pemkot Bandung.

Kolam retensi ini memiliki volume sekitar 5.400 meter kubik, dengan daya tampung sekitar 4.000 meter kubik. Harapannya kolam retensi ini diharapkan dapat meminimalkan potensi banjir di wilayah Komplek Bandung Inten, serta kawasan Riung Bandung dan Kelurahan Derwati.

Ketika saya melangkah lebih dekat ke kolam, saya mendapati betapa teraturnya tempat ini. Dibangun di atas lahan yang dulunya tidak terpakai, kolam retensi Derwati dirancang untuk menampung limpasan air hujan dan melepaskannya secara bertahap ke saluran pembuangan.

Dengan begitu, aliran air yang dulu sering membanjiri rumah-rumah kini menjadi lebih terkendali. Pak Adi, warga yang tak sengaja saya temui dipinggir kolam itu yang ternyata tinggal tak jauh dari kolam.

Ia bercerita bagaimana setiap musim hujan mereka dulu harus berjaga-jaga dan memindahkan barang-barang ke tempat yang lebih tinggi. Sekarang, dengan adanya kolam retensi, kekhawatiran itu seakan hilang.

Air hujan yang dulu sangat meresahkan kini tertampung di kolam, memberi warga waktu untuk bernapas lega saat hujan turun. Kolam ini bukan hanya berhasil mengendalikan aliran air, tetapi juga menjadi tempat berkumpulnya warga.

Di sekitar kolam, terdapat jalur yang nyaman untuk berjalan kaki, dan beberapa kursi panjang yang disediakan untuk masyarakat yang ingin menikmati suasana.

Di tepi kolam banyak tumbuhan hijau yang tumbuh dengan subur. Hal itu menghadirkan keindahan alami yang saat ini sudah mulai jarang ditemukan di tengah kawasan padat penduduk.

Saya tidak berhenti terkesan dengan fungsi kolam ini. Selain sebagai pengendali banjir, tetapi juga bagaimana kolam ini berubah menjadi ruang publik yang indah dan menyegarkan.

Setiap sore, menurut cerita warga, area di sekitar kolam menjadi tempat favorit bagi anak-anak untuk bermain. Para orang tua duduk santai, mengawasi anak-anak mereka sambil menikmati pemandangan air yang tenang.

Saya bisa membayangkan bagaimana tempat ini menjadi sumber kebahagiaan baru bagi masyarakat sekitar. Yang dulunya hanya lahan kosong tak terpakai, kini menjadi tempat di mana warga bisa berinteraksi dan menikmati waktu bersama. Selain itu, saya melihat bagaimana warga turut serta dalam menjaga kebersihan dan kelestarian kolam ini.

Warga secara sukarela membersihkan area kolam dari sampah dan tanaman liar. Ini menunjukkan betapa kuatnya rasa memiliki warga terhadap kolam ini. Mereka tidak hanya memanfaatkan ruang ini, tetapi juga merawatnya agar tetap berfungsi dan indah.

Setelah menghabiskan beberapa waktu di sana, saya sadar bahwa kolam retensi Derwati bukan hanya sebuah solusi teknis untuk masalah banjir. Lebih dari itu, kolam ini telah membawa perubahan nyata dalam kualitas hidup warga.

Di tengah hiruk-pikuk dan tantangan kota, kolam ini adalah bukti bahwa infrastruktur yang dirancang dengan baik bisa memberikan manfaat yang luas, baik dari segi lingkungan maupun sosial.

Ketika saya meninggalkan Derwati, saya berpikir tentang betapa pentingnya upaya-upaya serupa diterapkan di daerah lain yang mengalami masalah banjir.

Kolam retensi bukan hanya soal menampung air, tetapi juga soal menciptakan ruang yang berfungsi bagi masyarakat. Dari pengalaman saya mengunjungi kolam retensi Derwati, jelas terlihat bahwa inisiatif ini mampu menghadirkan perubahan positif yang berdampak luas bagi lingkungan dan warga sekitar.

Saya pulang dengan rasa optimisme bahwa tempat-tempat lain bisa mengambil inspirasi dari Derwati. Bahwa dengan adanya kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, sebuah solusi sederhana bisa menghadirkan keseimbangan antara manusia dan alam.