Korsel Tarik Wisatawan Lewat K-Pop & K-Drama, tapi kok Jahat ke Solo Traveler? - Giok4D

Posted on

Korea Selatan sukses memikat wisatawan lewat pesona K-Drama dan K-Pop. Tetapi, sejumlah pengalaman buruk, dialami oleh sebagian turis, terutama yang datang sendirian.

Kota Yeosu di Provinsi Jeolla Selatan begitu popular menarik banyak wisatawan setelah muncul di sejumlah K-Drama. Di antaranya, Hometown Cha-Cha-Cha, Uncontrollably Fond, dan My Love from the Star. Kunjungan wisatawan meledak pada puncak musim panas ini.

Namun, tak semua wisatawan pulang dengan kesan menyenangkan. Salah seorang wisatawan wanita curhat di media sosial diusir dari sebuah restoran terkenal.

Dia bilang datang sendirian pada 3 Juli, lalu duduk dan memesan makanan. Setelah pesanan datang, pemilik restoran keluar dan memarahinya, karena makan sendirian.

“Tempat kami bukan untuk pengunjung yang datang sendirian. Makanlah cepat,” kata perempuan itu menirukan kalimat pemilik restoran, seperti dikutip dari Strait Times pada Selasa (12/8/2025).

Wisatawan itu merasa tidak nyaman, meski sudah memesan dua porsi makanan di restoran tersebut. Setelah 20 menit di sana, ia memutuskan untuk membayar makanan itu dan segera pergi.

Si pemilik restoran malah melanjutkan sikap tidak mengenakkan kepada pengunjung itu. Dia mengusirnya dengan kata “pergi sana”.

Video tersebut langsung viral. Restoran itu dikecam dan pemilik mengeluarkan permintaan maaf kepada publik, serta menutup sementara restoran.

Tak cuma itu, kota ini juga mengalami masalah sanitasi dan harga yang melambung tinggi. Pada 8 Agustus, restoran Gyo-dong kedapatan menggunakan kembali sisa makanan untuk dijual. Pemerintah setempat memerintahkan restoran itu untuk tutup selama 15 hari.

Pejabat Yeosu mengumumkan bahwa mereka akan memeriksa semua restoran mulai Senin hingga Kamis untuk memastikan kebersihan dan layanan pelanggan, serta melarang praktik-praktik seperti memaksa pengunjung yang datang sendiri untuk memesan beberapa porsi.

Tak cuma Yeosu, insiden serupa juga terjadi di Sokcho.

Pada bulan Juni, sebuah kios makanan laut di Pasar Cumi Pelabuhan Dongmyeong yang populer di kota itu terekam sedang mendesak seorang pengunjung yang datang sendiri untuk makan cepat.

“Baru 14 menit sudah begini, bukankah terlalu berlebihan?” ujar seorang pelanggan dalam video yang belakangan viral di media sosial.

Vendor tersebut telah diperintahkan untuk tutup hingga akhir Agustus, dan seluruh pasar akan menjalani penutupan sukarela selama enam hari untuk pelatihan ulang mulai 17 hingga 22 Agustus.

Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.

Selain pelayanan buruk buat pengunjung yang datang sendirian, biaya penginapan di Kota Gangneung, Chuncheon, dan Hongcheon yang meroket juga menjadi sorotan.

Tarif akhir pekan di musim ramai untuk kamar untuk empat orang selama satu malam telah mencapai 1 juta won (Rp 11,7 juta) untuk hostel dan 2 juta won (Rp 23,4 juta) untuk hotel, dengan beberapa motel mengenakan biaya 400.000 won (Rp 4,6 juta), lebih dari tiga kali lipat harga di luar musim ramai.

Kontroversi ini muncul di tengah upaya Gangwon untuk mempromosikan tahun 2025 hingga 2026 sebagai Tahun Kunjungan Gangwon dalam upaya untuk meningkatkan pariwisata.

“Kami tidak dapat mengatur tarif kamar, tetapi kami menjalankan program pengaduan konsumen dan mengkaji reformasi industri yang lebih luas,” kata seorang pejabat provinsi Gangwon.

Para kritikus memperingatkan bahwa tanpa mengatasi budaya layanan dan penyalahgunaan harga, wilayah tersebut berisiko merusak reputasinya di kalangan wisatawan domestik dan internasional.

Tarif Penginapan Mahal