Setelah kecelakaan tragis pesawat Air India di Ahmedabad pada 12 Juni 2025, yang menewaskan 241 orang, kursi nomor 11A menjadi incaran penumpang. Kursi itu dianggap sebagai kursi paling aman.
Dalam tragedi Air India itu hanya satu penumpang yang selamat. Dia bernama Viswash Kumar Ramesh (40).
Ramesh, warga negara Inggris, adalah penumpang yang duduk di kursi 11A dalam pesawat yang menuju London itu. Kursi nomor 11A yang diduduki Ramesh itu adalah kursi di sebelah pintu darurat.
Dia baru saja keluar dari rumah sakit setelah enam hari menjalani perawatan akibat luka-luka. Sementara itu, saudaranya termasuk di antara korban tewas.
Sejak kabar selamatnya Ramesh tersebar, agen perjalanan di India melaporkan lonjakan permintaan untuk kursi 11A. Banyak penumpang meminta untuk duduk di kursi tersebut, bahkan jika tidak berada di dekat pintu darurat.
“Kalau bisa, saya mau kursi dekat pintu darurat. Kalau itu 11A, lebih baik lagi,” kata seorang pebisnis bernama Jitender Singh Bagga, yang hendak terbang dari New Delhi ke AS.
Dia bahkan bersedia membayar lebih demi mendapatkan kursi tersebut.
Rajesh Bhagnani, penumpang lain dari Kolkata yang akan terbang ke Mumbai, mengatakan pernyataan serupa.
“Saya tahu hidup dan mati itu urusan takdir, tapi saya ingin punya peluang terbaik. Kalau bisa 11A, ya saya ambil.”
Bagi sebagian orang, bukan lokasi kursinya yang penting, melainkan angka 11A itu sendiri.
“Beberapa penumpang ingin duduk di 11A walaupun tidak di dekat pintu darurat,” ujar Anil Punjabi, anggota Federasi Agen Perjalanan India.
Anjani Dhanuka, ketua asosiasi agen perjalanan wilayah timur India, menyebut permintaan itu berhubungan dengan rasa aman secara psikologis.
“Bagi mereka, ini soal keyakinan dan ketenangan batin,” kata dia.
Kepercayaan soal kursi 11A semakin menguat setelah aktor dan penyanyi asal Thailand, Ruangsak Loychusak, mengungkapkan bahwa ia juga duduk di 11A ketika selamat dari kecelakaan Thai Airways pada 1998.
“Kursi ini akan sangat sulit dipesan di masa depan,” tulis salah satu komentar di unggahannya.
Sejumlah ahli penerbangan mengingatkan jangan terjebak pada mitos. Keselamatan penumpang tidak bergantung pada nomor kursi, melainkan lokasinya di dalam pesawat.
“Dalam kasus ini, kursi 11A kebetulan berada di dekat pintu darurat, itulah mengapa selamat,” ujar Ron Bartsch, ketua AvLaw Aviation Consulting.
“Tapi di pesawat lain, kursi 11A belum tentu dekat pintu keluar,” dia menambahkan.
Profesor John McDermid dari Universitas York mengatakan Ramesh kemungkinan duduk di bagian struktur pesawat yang lebih kuat, yaitu di depan sayap, yang bisa melindunginya dari tekanan saat benturan.
Sebelum tragedi itu, kursi di baris pintu darurat sering dihindari karena tidak bisa direbahkan dan tidak memiliki tempat bagasi di bawah kursi. Tapi kini, orang rela membayar lebih karena kursi ini juga menawarkan ruang kaki ekstra, yang mungkin membantu Ramesh meloloskan diri.
Profesor Ed Galea, ahli evakuasi dari Universitas Greenwich, mengatakan ia selalu memilih duduk dalam lima baris dari pintu darurat karena risetnya menunjukkan penumpang di baris-baris itu memiliki peluang selamat lebih besar saat terjadi kecelakaan.