Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Cianjur menemukan ladang katinon atau ‘teh arab’ di kaki Gunung Gede Pangrango. Diduga daun dari pohon tersebut dipanen untuk diedarkan pada wisatawan asing asal Timur Tengah di kawasan Puncak.
Kepala BNNK Cianjur Affan Eko Budi Santoso menyatakan, pengungkapan itu berawal dari adanya informasi terkait adanya tanaman katinon di kaki Gunung Gede Pangrango, tepatnya di perbatasan antara Cianjur dan Bogor.
“Kami dapat informasi dugaan adanya lahan tanaman khat atau kantinon atau teh arab di Puncak Cipanas Cianjur, sehingga kami lakukan penyelidikan secara intensif dari Oktober hingga pertengahan November 2025,” ujar dia, Kamis (27/11/2025).
Menurutnya, petugas akhirnya menemukan 75 pohon katinon dengan ketinggian mulai dari 1,5 meter hingga 2,5 meter di kawasan Kampung Puncak Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, tepatnya di Blok Pasir Sumbul.
“Lokasinya di sekitaran trek wisata Pasir Sumbul Puncak, pada lereng Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP),” kata dia.
Menurut dia, tanaman katinon tersebut sudah diambil untuk diuji sampel. “Sudah diuji di laboratorium. Dan selebihnya tadi kami musnahkan,” kata dia.
Dia menjelaskan, tanaman yang masuk dalam narkotika golongan 1 tersebut biasanya diedarkan pada wisatawan asing asal Timur Tengah. “Dijual terutama di kalangan tamu Timur Tengah. Peredarannya melalui jaringan oknum sopir yang membawa wisatawan tersebut. Biasanya daun yang kering akan direbus layaknya menyeduh teh. Efeknya sama dengan narkotika jenis lain pada golongan 1 tersebut,” kata dia.
—
Artikel ini sudah tayang juga di .
