Bangunan lawas nan ikonik Lawang Sewu di Semarang tidak lagi memiliki kesan mistis. Kini, tempat hidup lebih hidup saat malam, jadi tempat nongkrong yang hangat buat muda-mudi.
Pantauan infoJateng pada Jumat (25/4/2025) sejak pukul 20.00 hingga dini hari, area depan bangunan megah bekas kantor kantor administrasi kereta api Belanda bernama Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) itu disulap menjadi area wisata kuliner. Yakni, dengan angkringan.
Malam itu, lampu-lampu menyala, diputar musik akustik, dan aroma makanan menggoda memenuhi udara berpadu dengan gelak tawa pengunjung yang duduk lesehan di atas tikar yang digelar di rumput hijau di halaman Lawang Sewu.
Puluhan muda-mudi duduk santai menikmati berbagai pilihan kuliner, mulai dari nasi bakar, nasi gulai ayam, nasi bakso, hingga aneka gorengan dan makanan vegetarian. Semua sajian ini disediakan oleh UMKM lokal, lengkap dengan lokomotif mini sebagai ikon tempat mengambil makanan.
Semakin malam, suasana makin ramai. Sekitar pukul 23.00 WIB, pengunjung terus berdatangan.
Aprilian (19), salah satu pengunjung, mengaku menemukan angkringan ini dari media sosial.
“Biasanya Lawang Sewu tuh serem, ya. Tapi sekarang lebih asik, jadi tempat buat mengenang dan menikmati view-nya Lawang Sewu, bukan sekadar mikir yang seram-seram,” kata dia.
Aprilian mengatakan harga makanan di angkringan Lawang Sewu juga ramah kantong mahasiswa.
“Cukup bayar parkir Rp 3 ribu, harga makanannya murah-murah, worth it banget buat anak kuliahan,” kata dia.
Senada, Intan Permata Putri (20), mahasiswa Undip asal Kendal, juga merasa Lawang Sewu kini menawarkan pengalaman baru.
“Vibe-nya seru banget. Tadinya mikir Lawang Sewu tuh serem, ternyata sekarang malah jadi spot anak muda,” ujarnya sambil sibuk membuat konten bersama teman-temannya.
Meski demikian, Putri mencatat, antrian saat memilih makanan cukup panjang.
“Mungkin sistemnya perlu dibenerin biar lebih cepat, kan banyak yang mau ke sini,” kata dia.
Hanifah (23), yang datang bersama pacarnya, menyebut angkringan Lawang Sewu cocok untuk tempat kencan santai.
“Enak banget suasananya. Mau makan ringan atau berat bisa, ngobrol santai sambil dengerin musik akustik,” katanya.
Dengan konsep ini, Lawang Sewu seolah membuka lembaran baru-dari gedung tua penuh cerita mistis menjadi ruang pertemuan hangat, penuh musik, tawa, dan aroma makanan.
“Kalau mau lihat sisi lain Lawang Sewu, cobain nongkrong di angkringannya. Bisa makan, denger musik, sambil lihat-lihat sejarahnya. Berkesan banget,” kata Hanifah.