Di Flores, ada sebuah gunung yang menyimpan legenda unik. Gunung Inerie namanya. Bagaimana kisah legenda itu? Mari kita simak!
Gunung Inerie di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak hanya populer di kalangan pendaki gunung. Gunung ini juga dikenal di kalangan masyarakat setempat berkat legendanya yang diwariskan secara turun-temurun.
Gunung Inerie berdiri megah dengan ketinggian 2.227 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung ini berjarak sekitar 15 kilometer dari Kota Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada.
Gunung Inerie pun menjadi ikon wisata alam bagi masyarakat setempat. Kawasan ini sering menjadi tujuan wisata, sekaligus pintu masuk bagi pendaki yang ingin menaklukkan puncak gunung Inerie.
Nama Inerie berasal dari bahasa lokal, gabungan kata Ine (ibu) dan Rie (cantik). Jika digabungkan Inerie berarti “Ibu yang Cantik Jelita”.
Bentuk kerucutnya yang runcing membuat gunung ini menyerupai piramida Mesir. Gunung Inerie pun tampak menonjol dalam lanskap Pulau Flores.
Masyarakat Ngada meyakini Gunung Inerie lahir dari sebuah pertarungan legendaris. Dahulu kala, hiduplah sepasang suami istri bernama Ine Rie dan Manu Lalu.
Kehidupan mereka sederhana dan harmonis, hingga datang seorang pemuda bernama Ebu Lobo yang jatuh hati pada Ine Rie. Ebu Lobo berusaha merebut Ine Rie dengan menyerang Manu Lalu.
Pertarungan sengit pun terjadi. Saat Ebu Lobo melempar tombak ke arah Ine Rie, hiasan rambutnya (konde) terhempas jauh hingga ke Poso Rora.
Ine Rie kemudian merebut tombak itu dan melemparkannya kembali, mengenai punggung Ebu Lobo. Konon, jasad Ebu Lobo berubah menjadi Gunung Inerie.
Sementara asap dan runtuhan yang kadang muncul dari gunung dipercaya sebagai jejak dari pertarungan tersebut.
Gunung Ineria dikenal sebagai salah satu destinasi favorit pendaki di Flores. Saat matahari terbit, cahaya keemasan yang menyinari puncak gunung menciptakan siluet menawan di antara gumpalan awan.
Selain keindahan alam, pendakian Gunung Inerie juga menawarkan pengalaman budaya, karena jalur menuju puncaknya melewati kampung adat dengan rumah tradisional dan ritual khas masyarakat Ngada.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Secara geologi, gunung Inerie terbentuk dari aktivitas vulkanik yang berlangsung sejak sekitar 1 juta tahun lalu. Letusan terakhirnya tercatat pada tahun 1951.
Letusan itu menghasilkan aliran lava yang mencapai desa-desa di sekitarnya dan memaksa penduduk mengungsi. Gunung Inerie sendiri berada dalam jalur Cincin Api Pasifik.
Aktivitas vulkaniknya dipicu oleh pergerakan lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia, menciptakan zona subduksi dan melelehkan material mantel bumi hingga memicu letusan gunung berapi.
——–
Artikel ini telah naik di
Asal Usul Nama Gunung Inerie
Legenda Gunung Inerie
Gunung Inerie Favorit Para Pendaki
Gunung Ineria dikenal sebagai salah satu destinasi favorit pendaki di Flores. Saat matahari terbit, cahaya keemasan yang menyinari puncak gunung menciptakan siluet menawan di antara gumpalan awan.
Selain keindahan alam, pendakian Gunung Inerie juga menawarkan pengalaman budaya, karena jalur menuju puncaknya melewati kampung adat dengan rumah tradisional dan ritual khas masyarakat Ngada.
Secara geologi, gunung Inerie terbentuk dari aktivitas vulkanik yang berlangsung sejak sekitar 1 juta tahun lalu. Letusan terakhirnya tercatat pada tahun 1951.
Letusan itu menghasilkan aliran lava yang mencapai desa-desa di sekitarnya dan memaksa penduduk mengungsi. Gunung Inerie sendiri berada dalam jalur Cincin Api Pasifik.
Aktivitas vulkaniknya dipicu oleh pergerakan lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia, menciptakan zona subduksi dan melelehkan material mantel bumi hingga memicu letusan gunung berapi.
——–
Artikel ini telah naik di