Juru parkir di kawasan wisata Kota Solo menyambut wisatawan dengan cara unik selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Saat bertugas, mereka mengenakan kemeja batik dan blangkon.
Para juru parkir tersebut tersebar di sejumlah ruas jalan, seperti Jalan Slamet Riyadi, Jalan Gatot Subroto, dan Jalan Teuku Umar. Pantauan infoJateng di sepanjang Jalan Slamet Riyadi menunjukkan sejumlah juru parkir mengenakan batik lengan pendek. Sebagian di antaranya memakai blangkon, sedangkan lainnya tidak.
Sementara itu, di Jalan Gatot Subroto, juru parkir terlihat mengenakan batik lengan panjang yang dipadukan dengan sepatu dan blangkon. Meski demikian, masih ada pula juru parkir yang terlihat menggunakan seragam biru bertuliskan petugas parkir.
Salah satu jukir di Jalan Gatot Subroto, Budi Sulistyanto, mengatakan ada instruksi dari Dinas Perhubungan untuk memakai baju batik dan blangkon selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Instruksi ini berlaku mulai tanggal 20 Desember 2025.
“Mulai dari tanggal 20 Desember, terakhir tanggal 4 Januari,” katanya ditemui infoJateng, Selasa (23/12/2025).
Budi mengatakan baju dan blangkon itu dibeli secara mandiri. Selama ini dia tidak mempunyai blangkon dan pakaian batik.
“Ini milik pribadi, ini di grup (WhatsApp) juga kita tanya ada yang mau nitip beli tidak. Kalau saya sendiri beli setelah ada sosialisasi tanggal 19 Desember, blangkon beli Rp 25 ribu, batik Rp 30 ribu,” kata dia.
Dia mengatakan selain batik dan blangkon ada instruksi untuk memakai sepatu. Serta tanda pengenal atau Kartu Tanda Anggota (KTA).
“Nanti yang membedakan itu pakai ini, KTA. Jadi biar nggak ada yang salah,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo, Taufiq Muhammad, mengatakan pemakaian batik dan blangkon itu untuk menyambut Natal dan Tahun Baru di Solo. Pihaknya memilih batik dan blangkon sebagai ciri khas Solo.
“Dalam rangka menyambut Nataru liburan, di mana juru parkir menjadi among tamu buat wisatawan yang datang ke Solo, pakai dresscode yang berbeda selama liburan ini aja. Karena Solo kan sebagai Kota Batik juga ya,” kata dia.
Taufiq mengatakan hanya ada tiga lokasi yang memakai batik dan blangkon. Seperti di Jalan Slamet Riyadi, Gatot Subroto dan Teuku Umar.
“Di sana kunjungan wisata paling banyak, kunjungan kuliner, ingin membuat kesan yang berbeda kepada wisatawan,” kata dia.
***
Selengkapnya klik di.
