Memasuki pekan libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), denyut wisata di koridor Solo-Klaten-Yogyakarta berdetak kencang. Pemerintah setempat mulai menerapkan rekayasa lalu lintas, menyiapkan kantong parkir, hingga mengawasi tarif, dan cuaca.
Di Jogja, Malioboro kembali menjadi episentrum libur Nataru. Pantauan infoJogja, Minggu (21/12/2025) sore, di kawasan Malioboro tidak hanya didominasi kendaraan plat AB, tetapi juga daerah lain.
Kasubdit Keamanan dan Keselamatan (Kamsel) Ditlantas Polda DIY, AKBP Widya Mustikaningrum, mengatakan penambahan mobilitas kendaraan yang masuk ke DIY pada libur Nataru memang sudah ada, bahkan sudah terjadi sejak Jumat (19/12).
Widya memaparkan dari data hasil counting traffic CCTV di Smart Province DIY, hingga pukul 15.00 WIB kendaraan yang masuk ke DIY tercatat sebanyak 101.554 kendaraan, sedangkan kendaraan yang keluar DIY 94.677.
Lebih spesifik, data arus lalin di Kawasan Malioboro hingga kemarin sore tercatat sebanyak 78.311 pergerakan kendaraan.
Lonjakan kunjungan wisatawan di Jogja pada Nataru sudah diprediksi oleh Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY, GKR Bendara. Dia menyampaikan pesan khusus kepada warga maupun wisatawan.
Puteri Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu meminta warga lokal atau yang populer dengan sebutan akamsi untuk memaklumi situasi kepadatan lalu lintas dan keramaian yang akan terjadi selama musim liburan.
“Untuk Nataru, tentunya bagi warga Jogja yang tinggal di sini, mohon sedikit bersabar dengan situasi Nataru gitu ya. Karena kita tetap roda perekonomian kita ditopang banyak oleh pariwisata,” ujar GKR Bendara kepada wartawan, Rabu (17/12).
“Anggap saja kalau kita bersabar, itu pasti ada UMKM yang bisa lakulah istilahnya gitu,” dia menambahkan.
Selain kepada warga lokal, GKR Bendara juga berpesan kepada wisatawan untuk menjaga sopan santun dan tidak membuang sampah sembarangan selama menikmati suasana liburan di Yogyakarta.
“Buat wisatawan yang datang ke Jogja, tolong hargai kebudayaan kita yang ada, jangan buang sampah sembarangan,” ujarnya.
“Tentunya, jangan foto-foto di jalan, gunakanlah trotoar, foto-fotolah di pinggir trotoar, hargailah kebudayaan kita, dan tetap jaga kebersihan dan juga sopan santun. Saya rasa itu, selamat menikmati Yogyakarta di akhir tahun,” kata dia lagi.
Situasi serupa juga sudah terjadi Klaten, tetapi dengan tantangan berbeda. Klaten dengan destinasi wisata air mengantisipasi tarif parkir nuthuk atau tarif parkir sepihak saat libur Nataru.
Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo mengingatkan tarif pelayanan parkir di tepi jalan umum diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 15 Tahun 2023 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yakni pada Pasal 65.
Besaran tarif telah ditetapkan dalam lampiran perda tersebut. Untuk tarif pelayanan parkir di tepi jalan umum untuk kendaraan roda dua bermotor Rp 1.000 per sekali parkir per hari, sedangkan roda empat bermotor Rp 2 ribu per sekali parkir per hari.
“Perda itu berlangsung sepanjang tahun. Tidak ada yang namanya tarif liburan atau tarif Nataru. Kami harap ini menjadi perhatian para pengelola parkir,” ujar Hamenang dikutip dari infoJateng.
“Kalau ada jukir yang nakal, segera lapor ke kami. Pasti akan ditindak tegas, mulai dari sanksi terkecil sampai pencabutan izin pengelolaan,” dia menambahkan.
Di Solo, jalan utama Slamet Riyadi juga mulai padat kendaraan dengan plat luar kota. Solo dengan destinasi wisata kuliner, budaya, dan religi di Masjid Raya Syeikh Zayid diyakini akan menyedot wisatawan dari berbagai daerah.
Kepala Disporapar Jateng M Masrofi mengingatkan kesiapan destinasi wisata dan pengelola kawasan wisata di Jateng dengan edaran bernomor 100.3.4.1/2025. Dalam surat itu, pemangku wilayah (bupati/wali kota) dan pengelola wisata diminta untuk melayani wisatawan secara prima, menyiapkan sarana wisata dengan baik, mitigasi potensi bencana hidrometereorologi, memastikan harga produk wajar, hingga koordinasi bilamana terjadi bencana.
“Terkait mitigasi risiko dan kesiapan destinasi, kami sudah merapatkan dengan instansi terkait, mulai dari BPBD, Dishub, Satpol PP, TNI/ Polri. Untuk destinasi seperti naik gunung, arung jeram, wahana ekstrem, kita juga terus memonitoring terkait mitigasi potensi bencana,” ujar Masrofi
Di sekitar solo, kawasan wisata alam di Karanganyar yang langganan sebagai destinasi wisata saat musim liburan juga menerapkan sejumlah aturan selama libur Nataru, utamanya demi keamanan wisatawan. Salah satunya berkaca kepada banjir bandang di Guci.
Ya, Karanganyar juga memiliki destinasi wisata di lereng gunung, yakni di lereng Gunung Lawu. Kondisi jalanan yang berkelok diantisipasi dengan diturunkannya sejumlah relawan untuk di sejumlah titik. Selain itu, wisatawan diimbau untuk memantau cuaca.






