Layanan Lost and Found KAI mencatat 11.670 barang tertinggal dengan estimasi nilai sekitar Rp 12,88 miliar. PT KAI juga memastikan tidak ada pemecatan petugas.
Dalam rilis kepada infoTravel, Jumat (28/11/2025), KAI menyebut di antara barang yang tertinggal itu, sebanyak 3.819 di antaranya merupakan barang berharga, seperti telepon genggam, laptop, hingga perhiasan.
VP Corporate Communications KAI, Anne Purba, menyampaikan bahwa layanan Lost and Found KAI dirancang sebagai ruang aman bagi pelanggan ketika barang tertinggal tanpa sengaja. Sehingga, perlu peran bersama tetap menjaga barang bawaan agar tetap dalam pengawasan.
“Setiap barang yang ditemukan petugas kami dicatat dan diamankan sesuai prosedur. Sistem ini bisa berjalan karena ada integritas petugas yang menjaga kejujuran mereka, dan ada kesadaran pelanggan untuk bersama-sama menjaga barang pribadi,” ujar Anne.
Merespons viralnya isu tumbler yang tertinggal di layanan Commuter Line, Anne menegaskan bahwa kejadian itu menjadi pengingat bahwa barang pribadi tetap berada dalam tanggung jawab masing-masing pengguna jasa. Di sisi lain, KAI memastikan setiap petugas menjalankan tugas dengan mengedepankan kejujuran, transparansi, dan pelayanan yang sesuai standar.
“Kami melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, mulai dari koordinasi dengan mitra petugas, sampai memastikan SOP dijalankan hingga dokumen layanan. Setiap keputusan terkait petugas harus berbasis fakta yang lengkap agar adil bagi semua pihak,” ujar Anne.
Anne juga memastikan bahwa tidak ada pemecatan petugas seperti yang ramai disebut di media sosial. Jika diperlukan, KAI akan melakukan pembinaan untuk menjaga kualitas layanan dan mendukung petugas tetap berada dalam koridor prosedur yang benar.
“Integritas adalah fondasi dalam pelayanan kami. Dengan sistem Lost and Found yang kuat dan peran aktif pelanggan, kita bisa menjaga keamanan barang serta kepercayaan publik. Hubungi layanan 24 jam di 021-121 untuk setiap layanan dan feedback untuk KAI,” kata Anne.






