Operasional maskapai Air Canada dilaporkan lumpuh total. Hal itu disebabkan karena 10 ribu pramugari mereka mogok kerja dan menuntut kenaikan gaji.
Sebanyak 10 ribu pramugari maskapai Air Canada menolak untuk bekerja. Padahal, Dewan Hubungan Industrial Kanada (CIRB) sudah meminta mereka untuk kembali bekerja.
Perintah itu dinilai inkonstitusional alias tidak sesuai dengan undang-undang dan hanya dikeluarkan untuk keuntungan pihak maskapai saja.
Akibat penolakan itu, 700 penerbangan maskapai Air Canada terkena dampaknya. Aksi mogok massal ribuan pramugari itu pun memaksa lebih dari 100 ribu penumpang terdampar dan harus mencari alternatif maskapai lain untuk sampai ke tempat tujuan.
Serikat Pekerja Pegawai Publik Kanada (Canadian Union of Public Employees atau CUPE), yang mewakili 10.000 pramugari Air Canada, secara hukum berhak melakukan aksi mogok kerja yang dimulai pada Sabtu (16/8) lalu.
Mereka mendesak pihak manajemen Air Canada untuk kembali ke meja perundingan untuk mencapai kesepakatan yang adil. Para pramugari menuntut kenaikan upah kepada pihak maskapai.
Dilansir dari AFP, Senin (18/8/2025) selain minta kenaikan upah, serikat pekerja pramugari juga menuntut kompensasi gaji atas pekerjaan selama tidak ada jadwal penerbangan yang belum dibayar, termasuk selama proses boarding.
Dalam pernyataannya, pihak maskapai Air Canada sudah memberikan tawaran kepada para pramugari. Tawaran itu menurut pihak maskapai dinilai sudah cukup layak.
Dalam skema penawaran tersebut, seorang pramugari Ari Canada yang sudah senior rata-rata akan memperoleh pendapatan sebesar 87.000 dolar Kanada (Rp1,02 M) per tahun.
Namun, CUPE menilai tawaran Air Canada itu berada di bawah nilai inflasi dan di bawah nilai pasar yang berlaku.
Serikat pramugari juga menolak permintaan pemerintah federal dan Air Canada untuk menyelesaikan isu yang masih tertunda melalui arbitrase independen.