Unagi adalah makanan khas Jepang. Ternyata, saya baru tahu kalau unagi itu bukan belut lho. Mari mengenal hewan ini lebih dekat.
Menurut literatur yang saya baca di Japan Guide, unagi adalah istilah bahasa Jepang untuk menyebut ikan belut air tawar.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Unagi dari Jepang yang asli, biasanya adalah spesies Anguilla japonica yang masuk dalam golongan ikan sidat (Anguilla sp.). Ikan sidat bukanlah belut sawah (Synbranchidae sp.) seperti yang kita kenal di Indonesia.
Meski terlihat sama, namun ternyata belut dan ikan sidat sangat berbeda. Ikan sidat hanya bisa hidup di air jernih. Sedangkan belut sawah biasa hidup di kondisi air yang berlumpur.
Perbedaan antara keduanya juga terletak pada bentuk tubuh, insang, sirip, dan siklus hidup. Ikan sidat punya sirip di dekat kepala yang terlihat mirip telinga, sedangkan belut tidak punya.
Dua spesies ikan sidat yang paling banyak dikonsumsi di Jepang adalah Anguilla marmorata dan Anguilla bicolor.
Kedua spesies tersebut memiliki ciri khas warna kulit yang berbeda, mulai dari hijau kekuningan, cokelat keemasan, hingga hitam keabu-abuan.
Biasanya, ikan sidat yang diekspor ke Jepang tidak dalam kondisi hidup, melainkan sudah difillet lebih dulu. Ikan sidat itu kemudian diolah menjadi shirayaki atau kabayaki.
Shirayaki adalah ikan sidat yang dipanggang tanpa saus alias polosan saja. sedangkan kabayaki adalah ikan sidat yang dipanggang dengan saus manis.
Ikan sidat sendiri dikenal sebagai hewan nokturnal alias hewan yang aktif mencari makan pada malam hari. Biasanya dia suka bersembunyi pada siang hari di tempat yang gelap seperti celah batu atau karang.
Ikan itu termasuk jenis ikan karnivora yang memakan hewan lain, seperti udang, kepiting, keong, ikan kecil, insekta, dan plankton.
Soal rasa unagi sudah tak bisa diungkapkan lagi. Dagingnya yang empuk, berpadu dengan saus yang manis gurih dan aroma smoky usai dipanggang benar-benar lezat.