Pagi ini cuaca sangat cerah dan membuat saya makin bersemangat berkendara untuk mengunjungi sebuah mercusuar berusia hampir 150 tahun di Pulau Madura.
Perjalanan memakai mobil memakan waktu sekitar 1 jam dari salah satu hotel di Jalan Rajawali Surabaya menuju Mercusuar Sembilangan di Desa Sembilangan, Bangkalan, ujung barat Pulau Madura dengan melewati Jembatan Suramadu yang menyuguhkan pemandangan indah Selat Madura.
Setelah melewati Jembatan Suramadu, kami melewati jalan raya yang cukup mulus tapi tidak terlalu lebar dengan pemandangan sawah dan perkebunan rakyat yang memanjakan mata.
Tidak lama kemudian, kami memasuki jalan kecil di tepi hamparan pohon bakau. Dan di ujung jalan, di situlah Mercusuar Sembilangan berada. Mercusuar berwarna putih setinggi 58 meter dengan 17 tingkat itu berdiri kokoh di depan saya.
Sebuah plakat terpasang di atas pintu mercusuar dengan tulisan berbahasa Belanda, yang menunjukkan bahwa mercusuar ini dibangun pada masa Yang Mulia Willem III, Raja Belanda pada tahun 1879.
Dan di bagian belakang mercusuar terdapat juga sebuah plakat dengan tulisan “L.I. Enthoven & co ‘s Gravenhage 1879” L.I. Enthoven adalah perusahaan kontraktor baja dari Gravenhage (Den Haag, Belanda) yang membuat mercusuar tersebut dengan biaya sebesar f 38.570 (suplemen koran Bataviaasch Handelsblad, 3 Februari 1879).
Di bagian kiri dan kanan mercusuar terdapat bangunan panjang dengan kamar-kamar. Salah satunya dipakai sebagai rumah penjaga mercusuar.
Mercusuar Sembilangan berada di bawah Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Distrik Navigasi Tipe A Kelas I Surabaya. Dan pada masa Belanda, memiliki fungsi sebagai alat bantu navigasi bagi kapal-kapal di perairan Selat Madura serta masih berfungsi dengan baik sampai saat ini.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Tapi sejak beberapa tahun yang lalu, d’Travelers tidak diperbolehkan naik ke puncak mercusuar sehubungan adanya penambahan alat-alat navigasi yang baru di puncak mercusuar.
Jadi saya melihat pemandangan sekitar mercusuar dengan memakai drone. Rasanya kurang lengkap kalau belum masuk ke dalam mercusuar, walaupun cuma di lantai 1.
Mulai dari pintu sampai dinding mercusuar, semua terbuat dari lempengan baja tebal yang bercat putih. Kondisinya masih terawat sekali. Setiap lantai terdapat jendela kaca yang bisa dibuka. Sebuah tangga untuk naik ke puncak terletak di satu sisinya.
Di tengah ruangan terdapat ruangan berbentuk silindris yang dulu terdapat sebuah lift barang untuk membawa barang-barang ke lantai teratas mercusuar. Terletak di area sekitar 1 hektar, d’Traveler bisa menjadikan Mercusuar Sembilangan salah satu tujuan wisata sejarah.
Untuk urusan parkir, d’Traveler juga tidak perlu khawatir karena tersedia area parkir yang cukup memadai. Kalian sudah siap untuk melihat mercusuar ikonik di Pulau Madura ini?






