Mesir telah membuka Museum Agung Mesir (Grand Egyptian Museum/GEM) untuk umum pada Selasa (4/11/2025). Sebuah proyek raksasa yang disebut-sebut akan menjadi magnet wisata baru di Giza dan Mesir secara keseluruhan.
Menghadap langsung ke kompleks Piramida Giza, museum seluas 500 ribu meter persegi itu akan memamerkan puluhan ribu artefak bersejarah. Salah satu yang paling dinanti adalah koleksi lengkap harta karun Raja Tutankhamun, banyak di antaranya belum pernah ditampilkan sebelumnya.
Dilansir dari Reuters, Rabu (5/11) para pejabat di sana menyebut pembukaan GEM akan menjadi pemicu kebangkitan pariwisata Mesir. Mereka memperkirakan museum itu bisa menarik hingga 7 juta wisatawan tambahan setiap tahunnya dan membantu mendorong jumlah kunjungan total ke angka 30 juta pada 2030.
GEM juga akan menghadirkan pengalaman berbeda lewat pameran interaktif dan teknologi realitas virtual, jauh dari kesan padat dan kuno seperti di Museum Mesir lama di pusat kota Kairo.
Selama ini, pariwisata menjadi sumber devisa penting bagi Mesir. Pendapatan dari sektor itu digunakan untuk membiayai kebutuhan impor seperti bahan bakar dan gandum.
Tahun lalu, Mesir mencatat 15,7 juta wisatawan dengan total pendapatan mencapai 15 miliar dolar AS (Rp 250 triliun), rekor tertinggi dalam sejarah negara tersebut. Namun, angka itu masih tertinggal dibanding Turki, yang mampu menarik lebih dari 50 juta wisatawan dengan pemasukan lebih dari 60 miliar dolar AS (Rp 1 kuadriliun).
“Target pemerintah sebenarnya cukup realistis. Museum ini menyimpan koleksi besar yang selama ini tak bisa dipamerkan karena keterbatasan ruang,” kata dosen di Institut Tinggi Pariwisata dan Perhotelan Alexandria, Ghada Abdelmoaty.
Mesir selama ini terkenal dengan resor Laut Merah yang menjadi favorit wisatawan mancanegara. Tapi lewat pembukaan GEM, pemerintah ingin mengangkat sisi lain dari negerinya: wisata budaya.
Menurut para ahli, wisatawan yang tertarik dengan budaya biasanya menghabiskan waktu lebih lama dan berbelanja lebih banyak dibanding mereka yang datang hanya untuk menikmati pantai. Meski begitu, jumlah wisatawan yang tertarik dengan budaya di Mesir masih tergolong kecil.
Sebuah studi tahun 2021 memperkirakan wisatawan yang tertarik dengan budaya hanya menyumbang kurang dari seperempat dari total kunjungan. Abdelmoaty bahkan memperkirakan jumlahnya baru sekitar 10-15%.
Untuk meningkatkan minat, sektor swasta pun mulai bergerak. Kepala Komersial di Orient Hospitality Group, Remon Naguib, mengatakan pihaknya tengah merancang paket wisata gabungan.
“Wisatawan bisa mengunjungi museum, lalu lanjut liburan tiga malam di Laut Merah, misalnya ke Ain Sukhna yang cuma satu jam dari Kairo,” jelasnya.
Menjelang pembukaan GEM, Pemerintah Mesir juga memperbaiki infrastruktur pendukung. Jalan-jalan menuju museum diperlebar dan bandara baru dibangun sekitar 25 kilometer dari lokasi GEM untuk mengurai kemacetan Kairo yang berpenduduk sekitar 23 juta jiwa.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Bukan hanya itu, pintu masuk utama Piramida Giza kini dipindahkan ke sisi belakang. Langkah itu dilakukan untuk mengurangi kepadatan dan menjauhkan wisatawan dari para calo yang sering kali terlalu agresif.
Menurut Profesor Kebijakan Ekonomi Internasional dari Universitas Minnesota, Ragui Assaad, pembukaan GEM harus diimbangi dengan fasilitas pendukung yang memadai.
“Museum ini harus didukung oleh infrastruktur wisata yang berkualitas – mulai dari hotel hingga transportasi,” ujar Assaad.
Kemudian, Menteri Pariwisata Mesir, Sherif Fathy, menambahkan pemerintah telah menambah 5.000 kamar hotel baru dari total 235.000 kamar yang ada dan menargetkan 9.000 kamar tambahan lainnya sebelum akhir tahun.
Kawasan Dipercantik, Akses ke Piramida Diubah







