Ngeri, Milisi Bersenjata Serang Rombongan Turis di Kashmir, 24 Tewas

Posted on

Sebanyak 26 wisatawan tewas dalam serangan yang terjadi di Kashmir. Mereka diserang sekelompok orang bersenjata.

Dikutip dari AFP, Rabu (23/4/2025), kepolisian menyatakan setidaknya 24 orang tewas dalam serangan yang terjadi di kawasan peristirahatan musim panas Pahalgam, sekitar 90 kilometer dari kota utama Srinagar.

“Saya tidak bisa mengatakan berapa jumlahnya, tetapi para militan keluar dari hutan dekat padang rumput kecil terbuka dan mulai menembak,” ujar seorang saksi mata yang bekerja sebagai penyedia kuda poni untuk wisatawan.

Saksi yang tidak mau disebutkan identitasnya karena dilarang oleh pihak berwenang untuk memberikan keterangan itu, mengatakan bahwa para penyerang dengan jelas tidak menembak perempuan dan hanya menargetkan laki-laki.

“Terkadang satu tembakan, terkadang banyak peluru. “Itu seperti badai.”

Perdana Menteri Narendra Modi mengecam tindakan biadab itu dan berjanji bahwa para pelaku akan diadili.

Pallavi, warga negara bagian Karnataka di India selatan, mengatakan bahwa serangan itu terasa seperti mimpi buruk karena suaminya dibunuh di depan matanya dan anak mereka.

Mereka diserang oleh tiga hingga empat orang dalam pernyataannya yang dikutip India Today.

“Saya bilang ke mereka,”bunuh saya juga…” Kemudian, salah satu dari mereka berkata, ‘Saya tidak akan membunuhmu. Pergilah dan ceritakan ini pada Modi’,” kata dia.

Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun kelompok pemberontak di wilayah mayoritas muslim itu telah melakukan pemberontakan sejak 1989.

Mereka menuntut kemerdekaan atau bergabung dengan Pakistan, yang menguasai sebagian kecil wilayah Kashmir dan, seperti India, mengklaim wilayah tersebut secara penuh.

Pembunuhan itu terjadi sehari setelah Modi bertemu Wakil Presiden AS JD Vance, yang sedang melakukan kunjungan empat hari ke India. Satu sumber keamanan menyebutkan bahwa terdapat wisatawan asing di antara korban, namun belum ada konfirmasi resmi.

India memiliki sekitar 500.000 tentara yang ditempatkan secara permanen di wilayah tersebut, namun kekerasan menurun sejak pemerintah Modi mencabut status otonomi terbatas Kashmir pada 2019.

Dalam beberapa tahun terakhir, pihak berwenang gencar mempromosikan kawasan pegunungan ini sebagai destinasi wisata, baik untuk bermain ski di musim dingin maupun menghindari panas ekstrem selama musim panas di wilayah lain India.

Menurut data resmi, sekitar 3,5 juta wisatawan mengunjungi Kashmir pada tahun 2024, mayoritas merupakan wisatawan domestik.

Serangan terburuk dalam beberapa tahun terakhir terjadi di Pulwama pada Februari 2019. Saat itu, para pemberontak menabrakkan mobil berisi bahan peledak ke konvoi polisi, menewaskan 40 orang dan melukai sedikitnya 35 lainnya.

Serangan paling mematikan terhadap warga sipil dalam sejarah terbaru terjadi pada Maret 2000, saat 36 warga sipil India dibunuh.

India secara rutin menuduh Pakistan mendukung kelompok bersenjata di balik pemberontakan ini. Namun, Islamabad membantah tuduhan tersebut, dan menyatakan hanya mendukung perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib sendiri.