Negara-negara di dunia diguncang kebijakan tarif baru tarif Trump. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyebut sektor pariwisata bisa solusi strategis untuk menyiasati dampak ekonomi akibat kebijakan Amerika serikat (AS) itu.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Martini M. Paham, menyampaikan optimisme itu dalam konferensi pers UN Tourism 37th Commission for East Asia and the Pacific & Commission for South Asia (CAP-CSA) di Jakarta, Rabu (15/4). Martini mengatakan pariwisata bukan sekadar sektor hiburan, tetapi bisa menjadi jembatan ekonomi yang menjanjikan.
“Kita masih percaya pariwisata adalah salah satu jawaban untuk masalah tarif,” ujar Martini.
Dia menjelaskan bahwa sektor pariwisata memungkinkan negara mengetahui kebutuhan pasar sekaligus membuka pintu bagi investor. Di Indonesia, tren wisata mulai bergeser ke pariwisata berbasis minat, mulai dari gastronomi, kelautan, hingga kebugaran.
Program “Indonesia Spice Up the World” menjadi andalan Indonesia dalam mempromosikan kekuatan kuliner berbasis rempah. Tujuannya tak hanya memperkenalkan kuliner Nusantara, tapi juga memperluas jaringan restoran Indonesia di mancanegara.
“Dalam hal gastronomi, kami tidak bisa bekerja sendiri. Ini juga menyangkut kementerian lain seperti Perdagangan, Kesehatan, dan Pertanian,” kata Martini.
Sektor kebugaran juga makin diminati wisatawan. Dari layanan spa, herbal lokal, hingga makanan sehat, semua ditawarkan sebagai bagian dari wellness tourism. Sementara itu, pariwisata bahari dipoles lewat keunggulan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.
Tak hanya mengandalkan kekayaan alam, pemerintah juga mengembangkan acara komunitas untuk mendongkrak kunjungan wisatawan. Tujuannya, menciptakan pengalaman otentik dan memperluas pasar.
Martini menambahkan, Indonesia juga terus belajar dari praktik terbaik negara lain dan aktif menggaet investor untuk membangun infrastruktur wisata di daerah terpencil, termasuk resort dan fasilitas penunjang.
“Keempat program ini-gastronomi, kelautan, kebugaran, dan event komunitas-jadi kunci pengembangan pariwisata jangka pendek dan menengah,” ujar dia.