Patung biawak bikinan seniman Wonosobo jadi viral di media sosial. Patung itu semakin dibicarakan setelah dikaitkan dengan anggaran pembuatan.
Patung biawak itu berada di jalur antarkabupaten Wonosobo-Banjarnegara, tepatnya di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Wonosobo, Jawa Tengah. Patung tersebut menjadi viral di media sosial karena disebut-sebut mirip dengan aslinya.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengatakan pembuatan patung biawak di Desa Krasak merupakan usulan dari pemuda karang taruna. Patung itu dibuat sebagai pintu masuk Wonosobo. Adapun, biawak dipilih karena satwa itu banyak ditemukan di desa tersebut.
“Saat ada kegiatan saya hadir di sana. Kemudian masyarakat menyampaikan usulan untuk dibuat patung biawak atau patung menyawak sebagai ikon pintu masuk Wonosobo. Karena di Krasak itu banyak biawak sejak dulu,” ujar Afif saat ditemui infoJateng di rumah dinasnya, Senin (21/4/2025) dan dikutip Rabu (23/4).
Afif tidak secara gamblang menyebut anggaran pembuatan patung tersebut. Dia hanya bilang bahwa pembangunan patung itu tidak menelan anggaran yang besar.
“Anggarannya sangat minimalis dan cukup untuk membuat patung yang cukup bernilai. Pemerintah daerah kan nggak punya duit, jadi tidak dianggarkan lewat APBD. Justru kami memantik, menyentuh teman-teman BUMD. Kami punya BUMD yuk, gotong royong,” kata dia.
Dia bangga dengan respons publik terhadap patung biawak itu. Apalagi, patung itu merupakan karya dari seniman asli Wonosobo.
“Tentu bangga dan saya berterima kasih karena melalui Mas Ari (panggilan akrab Rejo Arianto, red) ini bisa mewujudkan keinginan masyarakat,” kata dia.
Sementara itu, pembuat patung biawak, Rejo Arianto, juga tidak mau mengatakan secara detail nominal pembuatan patung itu. Namun, ia mengaku kerap berutang terlebih dahulu saat belum ada anggaran untuk membuat patung biawak tersebut.
“Sebagai seniman itu (nominal anggaran) sebetulnya kurang etis. Kalau tahu prosesnya, saya mengawali saja sampai ibaratnya berutang dulu sampai nanti ada anggaran lagi,” kata dia.
Ari, begitu ia akrab disapa, memastikan jika anggaran pembuatan patung jauh di bawah Rp 1 miliar. Menurutnya, dengan nilai Rp 1 miliar ia bisa membuat patung di empat penjuru mata angin.
“Wah kalau Rp 1 miliar itu banyak, kalau memang anggarannya segitu saya siap bangun di empat penjuru mata angin,” ujarnya
***
Artikel ini sudah lebih dulu tayang di infoJateng. Selengkapnya klik di