Paus Fransiskus dan Tempat Peristirahatan Terakhir di Basilika St Maria Maggiore

Posted on

Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Paus Fransiskus memilih untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore. Bukan tanpa sebab.

Mengutip dari WCSRadio.com, Jumat (25/4/2025) dalam usia yang tak lagi muda, dia menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri karena masalah kesehatan.

Kesadaran akan usia dan waktu membuat Paus Fransiskus memilih untuk merencanakan segalanya sejak dini, termasuk tempat dia ingin dimakamkan.

Hari duka itu pun tiba. Vatikan mengumumkan bahwa Paus Fransiskus wafat pada Senin (21/4). Jenazahnya disemayamkan di Basilika Santo Petrus mulai Rabu.

“Ia tahu, hidupnya mungkin tak akan lama lagi. Ia ingin siap, saat waktunya tiba dan saat Tuhan memanggilnya pulang,” kata teolog dan akademisi yang sudah lama mempelajari tentang sosok Paus Fransiskus, Neomi DeAnda.

Neomi, yang mendalami teologi dan budaya Amerika Latin, memahami dengan baik latar belakang Paus Fransiskus yang wafat pada usia 88 tahun. Dia menyatakan bahwa Paus Fransiskus telah memprediksi masa kepausannya tidak lama. Bahkan, dia sudah menyusun rencana untuk pemakamannya.

Paus Fransiskus memilih Basilika Santa Maria Maggiore di Roma sebagai tempat peristirahatan terakhir. Bukan pilihan sembarangan, basilika itu menyimpan kenangan mendalam. Gereja itu merupakan satu tempat yang memiliki kenangan besar bagi Paus Fransiskus akan keluarganya.

Di sanalah kakek dan neneknya berdoa sebelum pindah ke Argentina. Mereka meninggalkan Italia untuk menghindari kekuasaan fasis di negeri pizza itu.

Paus Fransiskus atau Jorge Mario Bergoglio, nama yang diberikan saat ia lahir, menjadi paus pertama yang berasal dari benua Amerika.

Ya, kisah keluarga Paus Fransiskus penuh lika-liku. Dalam otobiografinya dia mengisahkan bahwa mereka hampir naik kapal bernama SS Principessa Mafalda saat hendak pindah ke Argentina. Tapi karena satu hal dan lainnya, mereka batal berangkat.

Dan, di kemudian hari ternyata itu merupakan sebuah keputusan yang tanpa disadari menyelamatkan hidup mereka. Kapal itu akhirnya tenggelam.

“Bisa jadi mereka tak selamat kalau naik kapal itu dan kalau itu terjadi, dunia takkan pernah mengenal sosok Fransiskus seperti yang kita kenal sekarang,” kata Neomi.

Setelah kembali ke Italia, basilika itu juga menjadi tempat pertama yang selalu dikunjungi sebelum dan setelah perjalanan apostoliknya.

“Tempat itu spesial baginya. Ia selalu datang ke sana untuk berdoa, untuk mencari ketenangan, untuk berpamitan sebelum meninggalkan Roma,” ujar Neomi.