Pendaki Terjatuh di Gunung Rinjani Saat Turun, Beruntung Selamat

Posted on

Seorang pendaki, Rofik Burhanuddin Alfaruk (22), terjatuh saat turun dari puncak Gunung Rinjani, Lombok, Minggu (13/4/2025).

Beruntung, pemuda asal Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, itu selamat.

Penjabat (Pj) Ketua Tim Evakuasi Taman Nasional Gunung Rinjani Gede Mustika mengatakan Rofik diduga terjerembap ke bawah tebing selebar jalur Letter E di bawah puncak Gunung Rinjani saat akan mengambil tongkat atau trekking pole miliknya yang terjatuh. Letter E dikenal sebagai jalur menuju puncak Rinjani.

Gede mengungkapkan pada pukul 13.15 Wita, trekking pole milik Rofik terjatuh ke sisi kiri Letter E saat turun dari Puncak Rinjani. Dia lantas berupaya mengambil tongkat itu. Namun, Rofik malah terpeleset dan terjatuh ke bawah tebing dengan kedalaman sekitar 20 meter.

“Jadi korban berniat ambil trekking pole yang jatuh ke bawah tebing. Saat mau ambil kemudian terpeleset dan terjatuh,” kata Gede saat dikonfirmasi infoBali, Senin (14/4/202).

Sekitar pukul 16.00 Wita, tim evakuasi yang mendapat kabar ada pendaki terjatuh berangkat melakukan evakuasi dibantu oleh empat porter Rinjani. Namun, setiba di lokasi pada pukul 18.45 Wita, petugas tidak menemukan korban berada di sana. Ternyata, Rofik sudah berhasil naik, kemudian melanjutkan perjalanan turun.

“Ternyata korban melipir naik ke jalur dan tidak dilihat oleh tim, karena cuaca berkabut tidak diperhatikan. Korban ternyata sudah turun. Malamnya korban camp di Pelawangan tiga,” kata Gede.

Setelah ditelusuri, Rofik sempat mendapat penanganan sementara di basecamp emergency di Pelawangan Sembalun. Berdasarkan hasil observasi, pendaki yang naik bersama rekan-rekannya itu tidak mengalami luka apa pun.

“Korban selamat, tidak ada luka setelah kami cek di basecamp emergency,” ungkap Gede.

Berdasarkan informasi, Rofik dikabarkan akan turun dari Pelawangan Sembalun dan hari ini ke basecamp.

Atas peristiwa itu, Gede pun mengimbau kepada para pendaki yang naik ke Puncak Gunung Rinjani untuk selalu waspada. Cuaca di puncak tidak menentu. Demikian pula saat turun dari puncak Gede meminta agar para pendaki tidak berlari.

“Kadang kita ingin cepat, lari di jalur. Rata-rata turun dari puncak itu fisik pendaki sudah terkuras. Harus tetap konsentrasi. Saran kami jika ada kejadian serupa, lebih baik meninggalkan trekking pole ketimbang terjadi apa-apa,” tandas Gede.

Saat ini, pendakian ke Gunung Rinjani memiliki kuota 700 orang per hari. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) berencana melakukan kajian tambahan terkait kuota pendakian bersama para akademisi. Kajian ini akan mempertimbangkan daya tampung kawasan dan ketersediaan air di jalur pendakian.

***

Artikel ini telah tayang di

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *