Pendakian Gunung Rinjani Punya SOP Baru, Bakal Direplikasi di Taman Nasional Lain

Posted on

Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan standar operasional prosedur (SOP) baru pendakian gunung tidak hanya diterapkan di Gunung Rinjani. Aturan baru itu bakal digunakan di area taman nasional dan taman wisata alam lain.

Raja Antoni menjelaskan usai penutupan pendakian Gunung Rinjani setelah sejumlah insiden, Kementerian Kehutanan (Kemenhut) bersama pemangku kepentingan sudah menyusun tingkat kesulitan pendakian dan SOP baru. Nah, Gunung Rinjani menjadi percontohan untuk penerapan SOP itu.

“Ini sekali lagi pilot project di Rinjani, nanti kita terus replikasi ke gunung-gunung yang lain, ke taman-taman nasional yang lain,” kata Aaja Antoni di Jakarta, Kamis (14/8/2025), dikutip dari Antara.

Raja Antoni menyampaikan saat ini gunung-gunung di taman nasional di Indonesia dibagi dalam grade tertentu berdasarkan tingkat kesulitan pendakian, bahaya, dan risiko. Penentuan itu dilakukan melalui diskusi dengan pemangku kepentingan.

Penentuan tingkatan pendakian gunung itu sekaligus bakal menjadi dasar pengelolaan jalur pendakian dan menyaring pendaki pemula atau pendaki tidak berpengalaman.

Tidak hanya itu, dengan adanya pembagian tingkat kesulitan dan risiko tersebut maka akan berpengaruh dengan syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan pendakian.

Sebagai contoh, untuk mendaki gunung dengan Grade IV seperti Gunung Rinjani dan Grade V seperti Gunung Leuser maka para pendaki harus membuktikan sudah pernah melakukan pendakian di gunung yang lebih mudah seperti Gunung Gede yang masuk Grade III dan Gunung Merapi jalur Selo yang masuk ke Grade II.

Semakin tinggi tingkat risiko maka syarat yang harus dipenuhi oleh para pendaki akan semakin ketat, termasuk harus memperlihatkan hasil tes kesehatan dan kewajiban menggunakan pemandu (guide) atau ditemani oleh pendaki berpengalaman untuk gunung yang masuk dalam Grade IV dan V.

Raja Juli juga menyampaikan akan digunakan aplikasi yang melacak keberadaan para pendaki selama melakukan pendakian. Untuk mempermudah pencarian dan penyelamatan jika terjadi insiden saat pendakian.

“Mudah-mudahan ini tersosialisasikan dengan baik, terutama juga nanti kepada operator tur,” kata dia.

Sebelumnya, Taman Nasional Gunung Rinjani ditutup usai serangkaian insiden yang dialami pendaki, termasuk pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang meninggal dunia setelah tergelincir ke jurang pada Juni lalu. Pendakian sudah dibuka kembali pada 11 Agustus lalu dan diberlakukan SOP baru untuk mendaki gunung yang berada di Nusa Tenggara Barat itu.