Seorang turis Jerman mencuri batu vulkanik dari Kepulauan Canary sebagai suvenir. Alih-alih kenangan indah, ia malah mendapat ‘kutukan’.
Taman Nasional Timanfaya di Kepulauan Canary, Spanyol membagikan sebuah surat dengan tulisan tangan. Surat itu datang dari seorang turis Jerman yang mengaku telah mencuri batu-batu vulkanik, seperti dikutip dari The People pada Jumat (23/10).
“Saya pernah mendengar legenda bahwa pemindahan batu vulkanik dari sumbernya membawa nasib buruk dan saya khawatir ini telah menimpa saya.”
Si turis mengaku bahwa sebuah tragedi besar telah menimpanya. Ia khawatir bahwa itu semua terjadi karena aksi pencurian yang dilakukannya.
“Setelah tragedi pribadi yang besar, saya merasa terdorong untuk mengembalikan beberapa gram batu ini ke Fine Mountain,” lanjutnya.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Kalau biasanya turis-turis enggan untuk mem-publish perbuatan buruknya, turis ini malah ingin dijadikan contoh.
“Saya akan sangat berterima kasih jika Anda menyebarkannya di luar pusat pengunjung tempat saya mengambilnya, di tempat ‘bara panas’.”
Tempat yang ia maksud terletak di luar pusat Montañas del Fuego, yang merupakan bagian dari Taman Nasional Timanfaya.
Surat itu sebenarnya telah dikirim beberapa tahun lalu, tapi baru dirilis oleh taman nasional. Bersamaan dengan publikasi surat itu, pihak taman nasional juga menerbitkan imbauan agar pengunjung tidak mencuri benda atau elemen apa pun dari taman nasional. Pelakunya akan mendapat denda sekitar USD 3.400 atau Rp 56,4 jutaan.
Insiden ini bukan hal yang baru bagi taman nasional tersebut. Sudah sejak lama, batu dan pasir dari taman nasional tertangkap di koper-koper turis yang terbang dari Bandara Cesar Manrique.
Aksi pencurian elemen-elemen tersebut tanpa sadar menjadi faktor rusaknya ekosistem taman nasional. Pihak taman nasional menjelaskan bahwa batu-batu yang diambil seringkali menjadi rumah bagi tanaman kecil, jamur, serangga atau spesies lainnya. Setelah batu-batu itu diambil, ekosistem otomatis melemah yang dapat menyebabkan erosi.
Taman nasional juga memperingatkan bahwa mengambil batu atau pasir dapat menyebabkan efek domino yang berbahaya,tanpa batu serangga tidak akan memiliki tempat berlindung dan berkembang biak, sehingga mengakibatkan kekurangan makanan bagi predator mereka seperti kadal dan burung.
“Batu itu tak berarti apa-apa di etalase Anda, bukan suvenir atau bahan baku liontin. Batu itu milik alam. Batu itu menopang kehidupan dan budaya pulau kita. Mencuri alam sama saja dengan mencuri masa depan,” kata pihak taman dalam sebuah pernyataan.
Ini bukan pertama kalinya seorang pengunjung mengambil batu dari taman nasional dan mengembalikannya. Taman Nasional Haleakalā di Hawaii mengungkapkan melalui Facebook mereka pada tahun 2022, bahwa mereka menerima beberapa batu dari seorang pengunjung, yang kemudian mengembalikannya beserta sebuah catatan melalui pos.
“Saya sangat meminta maaf karena telah mengambil batu-batu ini dari tanah adat. Saya ingin mengembalikannya ke tempat asalnya. Terima kasih,” tulis pelaku.
Taman nasional tersebut juga menyatakan bahwa melakukan tindakan ilegal dan tidak pantas untuk mengambil batu-batu tersebut dari area tersebut.
