Polisi Jepang Tak Jamin Sediakan Penerjemah untuk WNA

Posted on

Biasanya, polisi Jepang akan menyediakan penerjemah bila mereka menangkap pelaku kriminal seorang WNA. Namun, ke depannya mereka tak menjamin lagi ketersediaan penerjemah.

Diberitakan SoraNews, Senin (16/6/2025) menurut statistik Badan Investigasi Kepolisian Nasional Jepang, sebanyak 12.170 orang asing ditangkap di Jepang pada tahun 2024. Dan angka ini mengalami peningkatan berturut-turut dalam dua tahun terakhir dan jumlah terbesar dalam 15 tahun.

Mereka juga menambahkan ada lebih dari 9.500 kejahatan lain yang telah dilakukan oleh WNA dengan hasil non-penangkapan. Kondisi ini membuat kebutuhan penerjemah meningkat yang membuat ‘fasilitas’ penerjemah langsung tidak akan lagi dijamin ada. Dan sebaliknya WNA akan dihadapkan dengan penerjemah via telefon atau melalui perangkat obrolan suara.

Jepang saat ini memiliki sekitar 4.200 petugas polisi dan personel yang mahir dalam bahasa asing, didukung oleh jaringan sekitar 9.600 penerjemah sipil yang dapat dipanggil jika layanan mereka diperlukan. Itu mungkin angka yang cukup besar, tetapi itu adalah jumlah penafsir potensial di seluruh negeri, dan untuk semua bahasa.

Badan Kepolisian Nasional mengatakan para penyelidik tidak selalu dapat menemukan penerjemah terdekat yang tidak hanya berbicara bahasa asli tersangka, tetapi juga yang juga tersedia untuk datang ke stasiun dalam waktu singkat. Di bawah sistem baru, ketika seorang penerjemah tidak tersedia, tersangka akan dibawa ke kantor polisi terdekat untuk ditanyai, dengan seorang penerjemah bekerja dari jarak jauh.

Bagi polisi, sistem baru ini akan memungkinkan pertanyaan yang lebih cepat, yang dapat membantu dalam penyelidikan kejahatan atau mencari kaki tangan dengan lebih cepat.

Namun, bagi WNA ini merugikan. Berbicara melalui telepon menambah tingkat kesulitan komunikasi, meningkatkan kemungkinan pembatalan translasi linguistik atau salah tafsir psikologis. Ini juga membuat lebih sulit bagi penerjemah untuk merujuk dokumen, foto, atau barang -barang fisik lain yang mungkin disajikan oleh polisi kepada tersangka asing sebagai bagian dari pertanyaan, yang bisa sangat berbahaya jika tersangka diminta untuk menandatangani formulir yang tidak dapat mereka baca oleh petugas di ruangan itu.

Perlu dicatat di bawah aturan baru ini, opsi preferen dilarang bagi penyelidik untuk mencari juru bahasa yang tersedia untuk bekerja secara langsung. Namun, tampaknya keputusan kapan harus berhenti dan beralih ke penerjemah jarak jauh akan menjadi panggilan penilaian yang akan dibuat oleh otoritas lokal.

Protokol ini baru mulai berlaku 1 Juli.