Indonesia baru mulai menjadikan konser musik internasional sebagai event as a destination, bagian dari upaya menarik wisatawan. Sayangnya, konser bermasalah malah beberapa kali muncul belakangan ini dan justru merusak citra pariwisata Indonesia. Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa pun angkat bicara.
“Kalau kita terus-terusan punya isu di situ, tentu ini akan mengganggu iklim pariwisata Indonesia. Karena di kementerian ini, event itu dilihatnya sebagai destinasi. Jadi, event as a destination, karena dia mendatangkan orang ke tempat situ, sehingga itu disebut sebagai destinasi menggerakkan wisatawan,” ujar Ni Luh dalam wawancara dengan infoTravel.
Dia menyarankan APMI (Asosiasi Promotor Musik Indonesia) lebih aktif mengajak promotor untuk bergabung dan di saat bersamaan, promotor musik juga mau bergabung dalam asosiasi itu. Menurut Ni Luh degan bergabung dengan asosiasi maka promotor bakal diuntungkan dengan jejaring. Selain itu, Kemenpar pun lebih mudah saat mengajak diskusi. Dengan begitu, konsumen juga bisa melihat rekam jejak si promotor dengan lebih mudah.
“Jadi, sejauh ini memang kami juga minta teman-teman APMI itu untuk bisa mendata promotor yang ada. Kalau bisa semuanya masuk ke satu organisasi, karena banyak juga yang tidak masuk ke organisasi atau asosiasi ini. Jadi, kami dorong juga ayo semakin banyak di atas, semakin banyak masuk ke asosiasi, sehingga kita juga enak ngobrolnya,” kata dia.
“Kalau ada masalah, kami panggil ketua APMI-nya, kita bisa diskusi bareng apa solusi jangka panjangnya. Itu juga akan menjadi track record juga bagi si promotor itu. Kami juga berharap teman-teman masyarakat juga bisa lebih bijak lagi dan bisa melihat lagi kalau memang sudah punya catatan buruk, ini juga harus jadi perhatian bersama,” dia menambahkan.
Ni Luh juga mendukung wacana sertifikasi promotor agar penyelenggara konser tidak asal comot izin dan menggelar acara.
“Kita mendorong agar status penyelenggara konser bisa naik jadi risiko tinggi. Dengan begitu, regulasinya lebih ketat dan diawasi langsung oleh pusat,” kata Ni Luh.
Kemenpar telah beberapa kali memfasilitasi pertemuan antara promotor dan asosiasi, termasuk saat konser bermasalah terjadi.
“Hubungan kita dengan APMI romantis-romantis aja, up and down biasa,” Ni Luh berkelakar.