Rinjani Itu Indah, tapi Bisa Mematikan, Ini Pesan dari Pendaki untuk Pendaki

Posted on

Gunung Rinjani di mata banyak pendaki merupakan salah satu gunung terindah di Indonesia. Ada yang bilang belum sah rasanya jadi pendaki jika belum mencapai puncak gunung menikmati keindahan alam.

Namun, keindahan itu hanya bisa dinikmati sepenuhnya jika para pendaki mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan perjalanan ke puncak.

“Rinjani itu gunung terindah. Tapi perjalanan ke puncaknya akan menjadi mudah kalau pendaki mempersiapkan diri dengan baik,” ujar Pendiri Elpala SMAN 68 Jakarta Dar Edi Yoga yang telah menggeluti dunia pendakian sejak 1985, Sabtu (28/6/2025).

Menurutnya, keberhasilan atau kegagalan pendakian sangat bergantung pada kesiapan pribadi masing-masing.

“Mampu atau tidaknya mendaki, semua kembali kepada diri sendiri. Harus bisa mengukur kondisi fisik, kesehatan, dan mentalitas. Jangan memaksakan diri kalau memang belum siap,” tegas Yoga, yang pernah menjadi manajer pendakian atlet tunadaksa Sabar Gorky ke empat puncak tertinggi dunia.

Selain aspek fisik dan mental, pria yang akrab disapa Yoga ini menekankan pentingnya pemahaman tentang prinsip SURVIVAL bagi para pendaki.

Ia menjelaskan, survival bukan sekadar soal bertahan hidup, tetapi juga soal kesiapan mental dan pengetahuan dasar yang harus dimiliki setiap orang yang ingin menjelajahi alam bebas, khususnya gunung.

Artinya, kita harus benar-benar paham di mana kita berada, kondisi cuaca, jalur, dan segala potensi bahaya di sekitar.

Keberuntungan bukan soal hoki, tapi soal seberapa baik kita mempersiapkan diri dan seberapa disiplin kita selama perjalanan.

Sebelum mendaki, rencana perjalanan harus disusun dengan matang. Termasuk titik kumpul, jalur yang diambil, logistik, hingga skenario darurat.

Ketika ada tantangan di gunung, jangan panik. Nikmati prosesnya, hadapi dengan tenang, dan terus berpikir positif.

Dalam kondisi darurat, kemampuan mengambil keputusan cepat dan tepat itu sangat menentukan keselamatan.

Kalau ada kekurangan pengetahuan, logistik, atau kemampuan, segera belajar atau lengkapi sebelum berangkat.

Gunung bukan milik kita. Hormati adat, budaya, dan kepercayaan masyarakat lokal, karena itu bagian dari etika pendakian.

Fisik, mental, dan pengetahuan harus terus dilatih. Jangan cuma modal nekat atau ikut-ikutan.

Dengan memahami prinsip tersebut, Dar Edi Yoga berharap para pendaki, terutama generasi muda, dapat lebih bijak, siap, dan bertanggung jawab saat menjelajahi alam bebas.

“Jangan cuma kejar puncak. Nikmati setiap prosesnya dengan persiapan dan pengetahuan yang cukup. Itulah kunci keselamatan dan kepuasan dalam mendaki,” pungkasnya.

Berikut penjabaran prinsip SURVIVAL ala Dar Edi Yoga:

S = Sadar sungguh situasimu

U = Untung dan malang tergantung usahamu

R = Rencana harus jelas dan matang

V = Viva atau hidup harus dihadapi

I = Inisiatif selalu diperlukan

V = Vakum atau kekosongan isi segera

A = Adat istiadat setempat harus dihormati

L = Latihlah dirimu selalu