Paku Buwono (PB) XIV Mangkubumi telah menunaikan salat Jumat 7 kali berturut-turut di Masjid Agung Solo. Itu merupakan salah satu syarat sebelum diangkat jadi raja.
PB XIV Mangkubumi terlihat mengenakan beskap putih saat menunaikan Salat Jumat ketujuhnya di Masjid Agung Solo pada Jumat (26/12) kemarin.
Sambil berjalan kaki ke Masjid Agung Solo, Paku Buwono (PB) XIV Mangkubumi bersama rombongan sentana, abdi dalem dan para pendukungnya kompak memakai beskap berwarna putih.
Sepanjang perjalanan, Paku Buwono XIV Mangkubumi dipayungi oleh abdi dalem. Diketahui, Jumat (26/12) hari ini merupakan Salat Jumat ketujuh secara berturut-turut tanpa putus bagi KGPH Mangkubumi usai menobatkan diri sebagai Paku Buwono XIV.
KGPH Mangkubumi pertama kali terlihat melaksanakan salat Jumat di Masjid Agung Solo sebagai Paku Buwono XIV pada 14 November 2025. Lantas sampailah pada 7 kali salat Jumat berturut-turut di 26 Desember 2025.
Ditemui usai menunaikan ibadah Salat Jumat, Paku Buwono XIV Mangkubumi menjelaskan pemilihan beskap berarna putih dilakukan karena rangkaian syarat Salat Jumat di masjid tersebut setelah menjadi raja telah selesai.
“Enggak ada (alasan khusus), hanya berkeinginan memakai pakaian Jawa saja. Sudah selesai rangkaian acara nguji ngali Jumat di Masjid Agung. Jadi, Jumat berikutnya seperti biasa, Salat Jumat biasa di masjid,” katanya, Jumat (26/12/2025).
Setelah genap tujuh kali Salat Jumat di Masjid Agung, nantinya ia bisa menunaikan Salat Jumat di mana saja.
“Iya, sekarang sudah selesai. Jumat berikutnya seperti biasa, kewajiban orang Muslim khususnya laki-laki untuk Salat Jumat, di mana saja bisa,” ungkapnya.
Saat ditanya apakah setelah ini akan diadakan prosesi Jumenengan (upacara penobatan resmi), Paku Buwono XIV Mangkubumi mengaku belum ingin membahas hal tersebut. Namun, ia akan tetap menjalankan sejumlah ritual adat yang sudah ada di Keraton.
“(Setelah ini Jumenengan?) Belum, belum ingin bahas ke situ. Ya, melakukan ritual-ritual adat turun-temurun di Keraton saja,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Eksekutif LDA, KPH Eddy Wirabhumi, menjelaskan bahwa seharusnya sejak awal Paku Buwono XIV Mangkubumi memang mengenakan beskap.
“Harusnya dari awal memang begitu, lebih bagus. Jadi terasa bahwa ini tidak bisa dilepaskan dari posisi adatnya. Kalau sekarang seperti itu, ya memang seharusnya begitu terus, malah bagus,” jelasnya.
Setelah ini, lanjut Eddy, PB XIV Mangkubumi dapat menunaikan Salat Jumat di masjid mana pun yang memiliki kaitan sejarah dengan Keraton. Hal ini bertujuan untuk menyambungkan kembali hubungan Keraton Solo dengan masjid-masjid peninggalannya.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
“Kemarin kalau tidak salah disarankan juga oleh takmir di sini. Keraton itu masjidnya banyak, tidak hanya di sini. Jadi akan dicoba untuk menyambungkan kembali masjid-masjid yang memang dulu didirikan oleh Keraton,” ungkapnya.
“Jadi tidak hanya di Masjid Agung, ke sini tujuh kali sudah cukup. Nanti disambung ke yang lain, kapan-kapan juga ke sini lagi. Tidak harus (di sini) terus. Tujuannya menjalin kembali benang merah antara Keraton dengan masjid-masjid yang dulu berhubungan dengan Keraton,” sambungnya.
Mengenai pemilihan warna putih pada beskap, Wirabhumi menjelaskan bahwa warna tersebut memiliki makna kesucian.
“Putih itu maknanya bersih dan suci. Jadi kalau ke masjid, kita memang harus membiasakan diri membersihkan lahir dan batin. Seperti Sinuhun, ke masjid itu fokusnya berdoa dan menjalankan tugas sebagai seorang Muslim,” pungkasnya.
——–
Artikel ini telah naik di






