Sejarah Danau Toba: Berstatus UNESCO Global Geopark-Terancam Dicabut

Posted on

Status Danau Toba sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) berisiko dihapus, jika tak segera ada pembenahan. Dikutip dari situs UNESCO, peringatan terkait pentingnya pembenahan telah dikeluarkan pada 2023.

“Jangan sampai status Toba di UNESCO Global Geopark dicabut. Nanti menyesal. Status geopark sebagai Danau Toba bukan tujuan akhir dan harus dipertanggungjawabkan,” kata anggota Komisi VII DPR RI Bane Raja Manalu dikutip dari Antara pada Rabu (14/5/2025).

Dalam sejarahnya, Danau Toba perlu waktu lama hingga memperoleh pengakuan dunia. Tentunya, masyarakat Indonesia tidak ingin status yang bisa mendongkrak kunjungan pariwisata dunia tersebut hilang begitu saja.

Keindahan Danau Toba tidak lantas membuat UNESCO, badan PBB yang menangani seputar pendidikan dan budaya, menjadikannya bagian dari UGG. Dikutip dari situs Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), perjalanan dimulai tahun 2011.

Sekitar 8 tahun berselang, pengakuan Danau Toba sebagai UGG disetujui tahun 2019 dalam simposium jaringan geopark Asia Pasifik ke-6. Selanjutnya pada tahun 2020, Danau Toba ditetapkan sebagai anggota UGG. Saat itu BPODT mengajukan 16 geosite yang punya potensi untuk dikembangkan dan mewakili keanekaragaman di Danau Toba.

Geosite tersebut adalah:

Selanjutnya geopark Danau Toba menggunakan nama Geopark Kaldera Toba yang dikelola Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark (BPTCUGGp). Lembaga yang dinaungi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ini melakukan perencanaan, pengaturan manajemen, perlindungan dan kontrol, penguatan komunitas warga, serta monitoring dan evaluasi.

Kaldera Toba mendapat nomor 155 dalam keanggotaan UGGp. UNESCO kemudian melakukan penilaian untuk menjamin Geopark Kaldera Toba tetap melakukan pengembangan, pendidikan dan eksplorasi berbasis lingkungan, serta pengembangan komunitas.

Hasil penilaian 2023 menyatakan, Geopark Kaldera Toba mendapat kartu kuning yang berarti ada peringatan. UNESCO kemudian memberikan rekomendasi sesuai kondisi UGG Kaldera Toba. Rekomendasi tersebut adalah:

1. Menentukan lokasi yang menunjukkan batuan dasar dari empat letusan besar hingga membentuk Danau Toba, kemudian menjadikannya geosite baru.

2. Melakukan identifikasi dan inventarisasi warisan alam, budaya, dan tak benda di Kaldera Toba.

3. Rencana spesifik bagi pengelola tiap geosite dan seluruh Geopark Kaldera Toba untuk berpartisipasi dalam pelatihan internasional UNESCO Global Geoparks dari UNESCO/GGN.

4. Meningkatkan visibilitas Geopark Kaldera Toba melalui berbagai konten di media sosial, situs, dan penjelasan lewat panel di berbagai geosite. Konten di situs harus disertai versi bahasa Inggris.

5. Menggunakan logo GGN dan APGN dalam penjelasan geosite, brosur dan leaflet promosi, buku dan peta Geopark Kaldera Toba. Informasi di panel bisa diterjemahkan dalam berbagai bahasa dunia.

6. Menyusun kebijakan branding yang detail, konkret, kriteria partnership, serta mencari win-win solution antar UGG dan mitranya.

7. Berkomunikasi dengan UGGp untuk update kebijakan dan kewajiban terkait kelompok kerja UGGp.

UNESCO direncanakan kembali melakukan penilaian Geopark Kaldera Toba pada Juni 2025. Tentunya, Indonesia berharap Danau Toba bisa mempertahankan statusnya sebagai pesona pariwisata dunia.

Sejarah Danau Toba Memperoleh Pengakuan UGG

Sejarah Status UGG Danau Toba Bisa Dicabut