Singapura Keluarkan Travel Warning ke Nepal, Imbau Warganya Hati-hati baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Kementerian Luar Negeri Singapura (MFA) mengimbau warganya untuk menunda perjalanan yang tidak mendesak ke Nepal menyusul gelombang protes yang telah menewaskan sedikitnya 19 orang.

Dalam pernyataan resmi pada Selasa (9/9/2025), MFA menyebut kondisi di Nepal saat ini sebagai situasi yang tidak pasti dan tidak stabil. Warga Singapura yang sudah berada di negara tersebut diminta tetap waspada, menghindari kerumunan, serta mengikuti perkembangan melalui media lokal dan arahan otoritas setempat.

“Warga juga sebaiknya terus memantau berita lokal dengan cermat dan mematuhi instruksi dari pihak berwenang,” tulis MFA dilansir dari CNA, Rabu (10/9).

Kericuhan pecah pada hari Senin setelah aparat membubarkan massa yang sebagian besar terdiri dari pemuda di Kathmandu dan sejumlah wilayah lain. Para demonstran menuntut pemerintah mencabut larangan media sosial serta memberantas korupsi.

Meski pemerintah kemudian mencabut larangan itu dan aplikasi kembali bisa diakses pada Selasa, gelombang protes tetap berlanjut hingga memaksa Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli mengundurkan diri. Kerusuhan kali ini disebut sebagai yang terburuk dalam beberapa dekade terakhir di negara Himalaya tersebut.

Bandara Internasional Tribhuvan di Kathmandu bahkan sempat ditutup pada Selasa, mengakibatkan pembatalan penerbangan Singapore Airlines (SIA) rute Singapura-Kathmandu, yakni SQ 442 dan SQ 441.

Melalui situs resminya, SIA menyampaikan penumpang yang terdampak akan dialihkan ke penerbangan alternatif atau bisa mengajukan pengembalian dana penuh untuk tiket yang belum digunakan.

“Karena situasi masih belum jelas, penerbangan SIA lainnya ke Nepal juga berpotensi terpengaruh,” ujar pihak maskapai.

Nepal dikenal sebagai salah satu destinasi trekking paling populer di dunia, termasuk jalur Everest Base Camp dan Sirkuit Annapurna. Namun, sejumlah agen perjalanan menilai saat ini bukan waktu yang tepat untuk berkunjung.

Pendiri Brothers Int’l Tours and Trading, Ganga B. Budhathoki, mengatakan perusahaannya terus memantau situasi. Menurutnya, tidak ada rombongan tur yang sedang berlangsung karena sekarang masih musim hujan.

“Demonstrasi seperti ini pernah terjadi sebelumnya dan biasanya cepat mereda. Musim pendakian baru akan dimulai awal Oktober,” ungkap Ganga.

Sikap serupa disampaikan pendiri perusahaan ekspedisi The Outside, Timothy Heng. Ia menuturkan, belum ada ekspedisi terjadwal ke Nepal pada periode ini.

“Meski sudah memasuki Agustus, musim trekking puncaknya belum dimulai. Perubahan pola musim juga membuat periode ini terlalu dini untuk trekking,” jelasnya.

Heng menambahkan, pemandu lokal mereka sudah lebih dulu memberi tahu soal larangan aplikasi dan kendala komunikasi bahkan sebelum kabar itu mencuat secara internasional.

“Situasi bisa mereda, bisa juga memburuk. Sampai stabil, sebaiknya wisatawan memberi ruang terlebih dahulu bagi masyarakat Nepal untuk menyelesaikan persoalan mereka. Gunung akan selalu ada, jadi tidak perlu terburu-buru,” pungkasnya.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.