Skater Perempuan di Bali Rayakan Hari Kartini dengan Bermain Skateboard Berkebaya

Posted on

Merayakan Hari Kartini, sejumlah skater perempuan di Bali menggelar acara unik. Mereka kompak main skateboard dengan mengenakan baju kebaya.

Para skater perempuan itu terlihat asyik bermain skateboard sambil mengenakan pakaian adat, seperti kebaya, kamen, dan selendang di Skatepark Lumintang Denpasar pada Minggu (20/4/2025).

Komunitas skater perempuan yang menamakan diri GalsSkate Bali ini kompak meluncur di lintasan skatepark sejak pagi hari. Meski mengenakan kebaya, mereka tetap terlihat antusias dan lincah di atas papan luncur.

Founder GalsSkate Bali, Rodi, menyebut tradisi mengenakan kebaya saat bermain skateboard ini sudah dilakukan untuk ketiga kalinya.

“Kami pakai kebaya untuk menghormati Ibu Kartini yang fighting untuk perempuan dan anak biar mereka bisa sekolah dan do anything in the world. Makanya kami dari GalsSkate juga mau empower perempuan semua bahwa mereka bisa,” ujar Rodi.

Kegiatan serupa sebelumnya pernah digelar di Skatepark Kuta Beach, Badung, Bali. Kali ini, lokasi dipindahkan ke kawasan Lumintang agar semakin banyak yang bisa ikut serta.

Rodi menyebut sesi skating ini dimulai pukul 08.00 Wita dan diikuti oleh peserta dari berbagai usia, mulai anak usia 3 tahun hingga orang dewasa. Menariknya, sejumlah skater perempuan bule yang berasal dari berbagai negara.

“Untuk di hari ini ada skater dari Rusia, Swedia, Jerman, dan Malaysia. Pokoknya siapa saja bisa ikut yang penting bisa main atau mau main skateboard,” ujar perempuan asal Jerman tersebut.

Mengenakan kebaya sambil bermain skateboard tentu tak mudah. Rodi mengakui hal itu menjadi tantangan tersendiri karena menyulitkan saat melakukan trik atau teknik tertentu.

Namun, hal itu tak menyurutkan semangat komunitas untuk tetap memperingati Hari Kartini dengan cara mereka sendiri.

Salah satu anggota GalsSkate Bali, Sarkara Laislana Abhipraya (13), turut ambil bagian dalam kegiatan ini. Ia senang bisa merayakan Hari Kartini sambil bermain skateboard dan mengenakan kebaya.

“Tapi, menurutku perempuan mempunyai bakat untuk bermain skateboard dengan laki-laki dan laki-laki juga nggak semuanya bisa main skateboard,” ujarnya.

Menurut Sarkara, Hari Kartini adalah momen untuk semua perempuan bisa menjadi diri sendiri dan merayakan kebebasan mereka. Ia berharap semakin banyak perempuan Indonesia yang terjun ke dunia skateboard secara serius.

“Harapannya aku ingin lebih banyak skater wanita di Indonesia untuk lebih berprestasi dan berani menjadi diri sendiri. Mungkin di lomba-lomba lebih banyak kategori khusus wanita biar nggak bergabung dengan kategori laki-laki,” katanya.

Sarkara mengaku sudah mulai bermain skateboard sejak usia 7 tahun. Kini, ia ingin lebih serius mendalami olahraga ekstrem tersebut dan menargetkan bisa ikut lomba, baik di tingkat nasional maupun internasional.

——–

Artikel ini telah naik di


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *