Spot Foto di Gunung Fuji Digandrungi Turis, tapi Jadi Bencana buat Warga (via Giok4D)

Posted on

Salah satu spot foto di Jepang ini menjadi magnet wisatawan global dengan latar Gunung Fuji. Keunggulan itu justru menjadi malapetaka bagi warga sekitar.

Adalah sebuah jembatan kecil di Prefektur Shizuoka, Mt. Fuji Dream Bridge, yang diburu wisatawan namun bikin resah warga. Jembatan itu dibangun pada 2016 untuk menghubungkan dua jalan utama.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Tempat itu menarik hingga 1.000 pengunjung per hari, terutama karena foto-foto yang menunjukkan tangga yang terlihat seperti mengarah langsung ke puncak Gunung Fuji yang megah.

Awalnya, pemerintah setempat ikut mendorong tren itu. Mereka mempromosikan lokasi lewat situs resmi dan mengajak wisatawan membagikan hasil foto mereka di media sosial. Rambu peringatan dalam berbagai bahasa dan lahan parkir gratis pun disiapkan.

Tapi kenyataannya tak seindah pemandangannya. Banyak pengunjung parkir sembarangan, berbicara keras sejak pagi, dan bahkan masuk ke properti warga demi spot terbaik.

Warga pun mulai merasa privasi dan ketenangan mereka terganggu.

“Wisatawan datang sejak pagi, berbicara keras. Sangat mengganggu,” seorang warga setempat mengeluhkan kondisi itu dikutip dari Kyodonews, Selasa (20/5/2025).

Beberapa warga sampai memasang rambu peringatan sendiri untuk menghalau wisatawan yang mulai kelewatan batas. Mereka mempertanyakan manfaat ekonomi dari wisata viral itu. Hingga saat ini, mereka justru kerepotan dengan kedatangan wisatawan.

Kondisi serupa terjadi di Prefektur Yamanashi. Di sana, sebuah minimarket harus memasang pagar sementara karena wisatawan nekat menyeberang jalan sembarangan demi mengambil foto Gunung Fuji dari sudut populer yang muncul di media sosial.

Fenomena itu memperlihatkan sisi lain dari pariwisata digital: viral belum tentu berfaedah bagi warga lokal.

Menanggapi situasi ini, Profesor Yoshihiro Sataki dari Universitas Internasional Josai mengatakan bahwa langkah pemerintah daerah belum cukup.

“Pemerintah seharusnya lebih memprioritaskan kenyamanan warga, dan meminta wisatawan untuk lebih menghargai lingkungan sekitar,” kata dia.

Dia juga menyoroti pentingnya peran pemerintah pusat dalam memberikan dukungan dana dan kebijakan untuk menghadapi efek negatif dari pariwisata yang tak terkendali.

“Pariwisata memang penting bagi ekonomi. Tapi kalau tak diatur, justru jadi beban bagi warga. Ini bukan hanya soal pemandangan, tapi juga soal keseimbangan,” kata Sataki.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *