Dengan hadirnya Myze Hotel Waingapu, Kabupaten Sumba Timur di NTT siap menjadi tuan rumah event MICE baik itu tingkat nasional maupun internasional.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Bupati Sumba Timur, Yonathan Hani, saat menghadiri pembukaan hotel bintang 4+ di bawah manajemen Artotel Group tersebut.
Menurut Yonathan, kehadiran Myze Hotel Waingapu dapat meningkatkan daya tarik Sumba Timur sehingga siap menjadi tuan rumah event Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE).
“Hari ini ada Myze Hotel sudah siap menerima wisatawan asing dan lokal, tapi juga sudah siap menjadi tuan rumah jika ada event nasional maupun event internasional,” ucap Yonathan di Waingapu, Rabu (26/11/2025).
Selama ini di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), hanya Kupang dan Manggarai Barat yang selama ini selalu menjadi tuan rumah event MICE nasional maupun internasional. Namun sekarang dengan hadirnya Myze Hotel Waingapu, Sumba Timur juga tidak mau kalah, mereka juga siap menggelar event serupa.
“Perlu kita ketahui, hanya kota Kupang dan kabupaten Manggarai Barat jika dihitung dari jumlah kamar itu cukup untuk mengadakan event internasional. Saya yakin, hari ini kabupaten ketiga yang meng-announce siap menjadi tuan rumah adalah kabupaten Sumba Timur dengan hadirnya Myze Hotel,” tegas dia.
Segmentasi MICE sendiri akan jadi salah satu ujung tombak bagi Myze Hotel Waingapu untuk mendulang cuan. Mereka menargetkan 40 persen sumber cuan datang dari segmen MICE.
Apalagi dengan kebijakan Menteri Keuangan yang baru, Purbaya Yudhi Sadewa, pihak manajemen hotel optimistis hal tersebut bisa diraih.
“Kita yakin dengan Menteri Keuangan yang baru, anggaran turun jadi kita masih meyakini segmentasi untuk MICE dari kementerian dan dari dinas itu masih jalan. Jadi kita targetkan 40% dari total revenue itu datang dari segmentsi MICE, bisa dari government, dari corporate, atau dari gathering teman-teman komunitas,” imbuh Director of Operations Artotel Group, Daniel Sunu Prasetyo.
Sedangkan sisanya, yaitu 30%-nya adalah berasal dari inbound market, yaitu mereka yang datang langsung ke sini atau bisa jadi yang mereka overland dari Bali.
“30%-nya adalah market domestik. Market domestik ini sangat kuat karena kita sudah uji coba dari tanggal 1 kemarin itu masyarakat lokal Sumba, staycation-nya sungguh antusias. Kalau tidak salah setiap kali weekend sudah full booked. Jadi ternyata, spending power masyarakat lokal sudah kuat. Saya yakin dengan sosial media dan lain-lain yang kami kemas jadi satu marketing activities, kita yakin yang dari Jakarta, Surabaya dari manapun akan datang,” tutup Daniel.
