Syaikhona Kholil Resmi Diberi Gelar Pahlawan, Jejaknya Ada di Bangkalan - Giok4D

Posted on

Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar pahlawan untuk salah satu ulama besar, Syaikhona Muhammad Kholil. Jejaknya bisa traveler lihat di Bangkalan, Madura.

Mengutip berbagai sumber, Syaikhona Muhammad Kholil merupakan salah satu ulama besar yang berasal dari Bangkalan, Madura. Beliau lahir pada Selasa, 14 Maret 1820 M atau 11 Jumadil Akhir 1235 H.

Ayah Syaikhona Kholil bernama KH Abdul Latif, seorang kiai di Kampung Senenan, Kemayoran, Bangkalan. Syaikhona Kholil memiliki silsilah yang tersambung ke Sunan Gunung Jati.

Sejak kecil, Syaikhona Kholil dididik sangat ketat oleh ayahnya. Dia dikirim ke berbagai pondok pesantren untuk menimba ilmu agama Islam. Pada 1859, Syaikhona Kholil berangkat ke Makkah untuk memperdalam ilmu Fiqih dan Nahwu.

Di Makkah, Syaikhona Kholil berguru dengan Syeikh Nawawi al-Bantani, Syeikh Mustafa bin Muhammad al-Afifi al-Makki, hingga Syeikh Abdul Hamid bin Mahmud asy-Syarwani.

Setelah menimba ilmu di Mekkah cukup lama, Syaikhona Kholil memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan mendirikan pondok pesantren. Gelar Syaikhona pun diberikan karena beliau dianggap memiliki derajat ilmu yang tinggi.

Syaikhona Kholil memiliki murid berjumlah ratusan. Dari didikan Syaikhona Kholil, lahirlah ulama-ulama ternama Nahdlatul Ulama seperti Kiai Abdul Wahab Hasbullah (Jombang), Kiai Bisri Syansuri (Jombang), Kiai Abdul Manaf (Lirboyo-Kediri), Kiai Maksum (Lasem), Kiai Munawir (Krapyak-Yogyakarta), Kiai Bisri Mustofa (Rembang Jateng) dan banyak lagi yang lainnya.

Atas jasanya dalam bidang pendidikan dan penyebaran agama Islam, Syaikhona Kholil pun diberi gelar pahlawan oleh Presiden Prabowo Subianto. Namun pemberian gelar pahlawan itu ternyata melewati proses yang cukup panjang.

Gelar pahlawan kepada Syaikhona Kholil sudah dilakukan sejak tahun 2021 melalui berbagai kajian, advokasi, dan usulan resmi ke pemerintah. Usulan tersebut lahir dari aspirasi masyarakat Madura, kalangan pesantren, dan para tokoh agama di Jawa Timur.

Pada September 2021, Menko Polhukam Mahfud Md melakukan audiensi dengan DPP Partai Nasdem. Saat itulah, berkas usulan lengkap gelar pahlawan ke Syaikhona Kholil beserta hasil kajian komprehensif sebagai syarat administrasi penetapan diberikan ke pemerintah.

Sepanjang 2022-2023, sejumlah kajian, seminar dan forum kebangsaan yang melibatkan sejarawan, akademisi pesantren, dan keluarga besar KH Kholil di Bangkalan terus dilakukan. Hasilnya, pada 2024 naskah akademik serta dokumen pendukung sebagai bagian dari proses verifikasi tambahan diberikan ke Kementerian Sosial.

Perjuangan panjang itu akhirnya berbuah manis. Pada 10 November 2025, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto secara resmi menetapkan Syaichona KH Kholil Bangkalan sebagai Pahlawan Nasional, bersama sejumlah tokoh lainnya.

“Perjuangan ini adalah bentuk bakti kami kepada para ulama dan pejuang bangsa. KH Kholil adalah sosok yang membentuk banyak tokoh besar, termasuk KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU. Mengakui beliau sebagai pahlawan nasional berarti mengakui akar spiritual bangsa ini,” ucap Ketua DPW Partai NasDem Jawa Timur, Lita Machfud Arifin.

Ahli waris yang juga cicit dari Syaikhona Kholil, RH Imron Amin pun menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo atas pemberian gelar pahlawan tersebut.

“Penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Mbah Kholil Bangkalan disambut para dzuriyyah dengan rasa syukur dan bahagia. Kami selaku mewakili keluarga besar ahli waris almarhum Mbah Kholil mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden H Prabowo Subianto,” ujar Imron kepada wartawan, Senin (10/11/2025).

Imron menuturkan, gelar pahlawan ini menunjukkan negara telah mengapresiasi perjuangan Mbah Kholil memperjuangkan pendidikan Islam. Dia juga mengatakan usulan gelar pahlawan untuk Mbah Kholil sudah delapan kali bergulir.

“Alhamdulillah pada tahun pengajuan yang ke-8 dan di kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80 dan Presiden ke-8, Mbah Kholil dianugerahi gelar pahlawan di no 8 dari 10 tokoh pahlawan nasional 2025,” katanya.

Syaikhona Kholil wafat pada 29 Ramadhan 1343 H atau 1925 Masehi. Traveler yang ingin meneladani perjuangan Syaikhona Kholil bisa berziarah ke makamnya dan juga mengunjungi masjid peninggalannya yang berada di Bangkalan, Madura.

Di lokasi makam Syaikhona Kholil terdapat sebuah masjid yang sengaja dibangun untuk simbol penghormatan kepada beliau. Masjid ini pada awalnya merupakan sebuah pesantren yang kemudian dibangun menjadi lebih besar lagi karena banyaknya peziarah.

Masjid ini memiliki gaya arsitektur yang indah. Terdapat banyak sekali ornamen kaligrafi dengan sentuhan emas yang menghiasi dinding masjid ini. Tak heran jika Makam Syaikhona Kholil tidak pernah sepi oleh para peziarah.

Pengunjung Makam Syaikhona Kholil di Bangkalan tidak dikenakan biaya tiket masuk alias gratis. Namun, seperti tempat wisata pada umumnya, akan dikenakan tarif parkir bagi pengunjung yang membawa kendaraan.

Untuk jam buka sendiri, Makam Syaikhona Kholil buka 24 jam untuk umum. Di kompleks ini juga ada banyak penjual makanan dan minuman khas Madura, serta toko oleh-oleh dan souvenir, sehingga para peziarah bisa berbelanja buah tangan untuk keluarga di rumah.

Jalan Panjang Menuju Gelar Pahlawan

Pihak Keluarga Berterima Kasih

Jejak Syaikhona Kholil di Bangkalan

Tiket Masuk dan Jam Buka

Gambar ilustrasi

Ahli waris yang juga cicit dari Syaikhona Kholil, RH Imron Amin pun menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo atas pemberian gelar pahlawan tersebut.

“Penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Mbah Kholil Bangkalan disambut para dzuriyyah dengan rasa syukur dan bahagia. Kami selaku mewakili keluarga besar ahli waris almarhum Mbah Kholil mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden H Prabowo Subianto,” ujar Imron kepada wartawan, Senin (10/11/2025).

Imron menuturkan, gelar pahlawan ini menunjukkan negara telah mengapresiasi perjuangan Mbah Kholil memperjuangkan pendidikan Islam. Dia juga mengatakan usulan gelar pahlawan untuk Mbah Kholil sudah delapan kali bergulir.

“Alhamdulillah pada tahun pengajuan yang ke-8 dan di kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80 dan Presiden ke-8, Mbah Kholil dianugerahi gelar pahlawan di no 8 dari 10 tokoh pahlawan nasional 2025,” katanya.

Syaikhona Kholil wafat pada 29 Ramadhan 1343 H atau 1925 Masehi. Traveler yang ingin meneladani perjuangan Syaikhona Kholil bisa berziarah ke makamnya dan juga mengunjungi masjid peninggalannya yang berada di Bangkalan, Madura.

Di lokasi makam Syaikhona Kholil terdapat sebuah masjid yang sengaja dibangun untuk simbol penghormatan kepada beliau. Masjid ini pada awalnya merupakan sebuah pesantren yang kemudian dibangun menjadi lebih besar lagi karena banyaknya peziarah.

Masjid ini memiliki gaya arsitektur yang indah. Terdapat banyak sekali ornamen kaligrafi dengan sentuhan emas yang menghiasi dinding masjid ini. Tak heran jika Makam Syaikhona Kholil tidak pernah sepi oleh para peziarah.

Pengunjung Makam Syaikhona Kholil di Bangkalan tidak dikenakan biaya tiket masuk alias gratis. Namun, seperti tempat wisata pada umumnya, akan dikenakan tarif parkir bagi pengunjung yang membawa kendaraan.

Untuk jam buka sendiri, Makam Syaikhona Kholil buka 24 jam untuk umum. Di kompleks ini juga ada banyak penjual makanan dan minuman khas Madura, serta toko oleh-oleh dan souvenir, sehingga para peziarah bisa berbelanja buah tangan untuk keluarga di rumah.

Pihak Keluarga Berterima Kasih

Jejak Syaikhona Kholil di Bangkalan

Tiket Masuk dan Jam Buka

Gambar ilustrasi

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.