Baru-baru ini, sebuah serangan teror di Pahalgam memicu kepanikan di kalangan wisatawan yang tengah menikmati liburan mereka.
Ratusan bahkan ribuan wisatawan memutuskan untuk meninggalkan Kashmir, menyebabkan lonjakan pembatalan dan memberikan dampak besar bagi perekonomian lokal.
Mengutip News9, Jumat (25/4/2025) hotel dan restoran yang sebelumnya ramai kini kosong tak berpenghuni, sementara para wisatawan mencari cara cepat untuk meninggalkan kawasan tersebut.
Pihak berwenang berusaha keras untuk memastikan wisatawan bisa kembali ke rumah mereka dengan aman, tetapi insiden tersebut mengungkap betapa rentannya sektor pariwisata Kashmir. Meskipun banyak upaya yang dilakukan untuk mengembalikan keamanan dan kenyamanan, jalan menuju pemulihan akan sangat panjang.
Di Bandara Internasional Sheikh-ul-Alam, Srinagar, antrean kendaraan terlihat mengular saat wisatawan bergegas pulang. Kepanikan terlihat jelas di wajah mereka yang bingung dan takut.
Beberapa wisatawan bahkan memilih untuk mempercepat jadwal perjalanan mereka dan meninggalkan Kashmir lebih cepat dari yang direncanakan. Di bandara, suasana cemas begitu terasa.
Tak hanya itu, lebih dari 200.000 pemesanan wisata juga dibatalkan. Pihak berwenang bekerja keras untuk memastikan para wisatawan bisa pulang dengan selamat.
“Kami tahu Kashmir secara umum cukup aman, tetapi setelah kejadian seperti ini, sulit bagi wisatawan untuk merasa nyaman dan tinggal lebih lama. Pembatalan paket perjalanan sangat besar, hampir 80 persen,” kata salah satu operator perjalanan di sana.
Melihat kejadian ini, Chief Minister (CM) Omar Abdullah, mengungkapkan dalam unggahan di platform X yang menyatakan keprihatinannya dan memahami situasi wisatawan yang ingin segera pergi dari wilaya sana.
“Sangat menyedihkan melihat wisatawan meninggalkan lembah setelah serangan teror di Pahalgam. Namun, kami memahami alasan di balik keputusan mereka,” kata Omar.
Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah sedang mengatur penerbangan tambahan dan membuka kembali jalan utama yang menghubungkan Srinagar dan Jammu untuk memudahkan evakuasi.
Pihak berwenang kini telah memperketat pengamanan di seluruh wilayah Kashmir, dengan pemeriksaan ketat dan operasi pencarian untuk menangkap para pelaku teror. Semua akses menuju Pahalgam pun ditutup sementara.
Dampak dari kejadian itu terasa sangat besar, terutama bagi para pelaku usaha pariwisata yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini. Hotel-hotel dan restoran yang semula ramai kini hanya menyisakan kesunyian.
Musim wisata yang baru dimulai pun tiba-tiba terhenti gegara serangan teror yang jelas memberikan pukulan telak bagi perekonomian lokal, dan pemulihan tidak akan terjadi dalam waktu singkat.
Seorang pengusaha perhotelan menyampaikan seruan agar semua pihak, baik pelaku usaha pariwisata, pemerintah, maupun masyarakat harus bersatu untuk mengutuk aksi kekerasan tersebut.
“Industri pariwisata adalah sumber hidup bagi banyak orang di sini, dan serangan ini jelas sangat merugikan mereka,” ujarnya.
Pariwisata memang memegang peranan penting bagi perekonomian Kashmir, yang menyumbang sekitar 8,47% dari PDB daerah tersebut. Pada tahun 2024, Kashmir mencatatkan rekor kunjungan wisatawan mencapai tiga juta orang, meningkat pesat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Namun, serangan itu telah menghentikan kemajuan tersebut dan diperlukan upaya yang besar untuk membangun kembali kepercayaan dan memulihkan industri yang telah lama berkembang ini.