Tren Pertumbuhan Pariwisata Ternyata Ada di Tangan Gen Z dan Milenial | Info Giok4D

Posted on

Pertumbuhan pariwisata dunia di masa depan ternyata berada di tangan gen Z dan milenial. Kedua generasi itu diakui memiliki keunikan tersendiri.

“Ada perubahan demografi, gen Z dan milenial kini menjadi motor baru pertumbuhan pariwisata dunia dengan minat pariwisata paling tinggi. Karena itu, kita perlu menghadirkan pengalaman yang sesuai dengan preferensi mereka,” kata Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana di acara ITO 2026, seperti dikutip Antara, Kamis (30/10).

Saat ini telah terjadi tiga pergeseran dalam tren pariwisata secara global menurut Menpar Widi, yaitu sumber wisatawan, demografi dan pola pemilihan destinasi.

Dari sisi demografi, gen Z dan milenial dinilai lebih aktif melakukan pencarian informasi dan inspirasi menggunakan media sosial. Kelompok usia ini juga gemar menjadikan konten para kreator sebagai salah satu cara mengetahui ulasan suatu destinasi wisata bahkan menggunakan generatif kecerdasan buatan (AI) untuk merencanakan perjalanan.

Sementara itu, dari sisi motivasi, kedua generasi jauh lebih mementingkan pengalaman dan penyampaian informasi dari pengalaman tersebut.

“52 persen gen Z rela mengeluarkan uang lebih untuk pengalaman berwisata jauh lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya, misalnya baby boomers (yang hanya 29 persen). Perubahan ini membuka peluang besar bagi promosi pariwisata Indonesia,” ujarnya.

Berdasarkan hasil survei JLL Indonesia terhadap 1.000 responden Gen Z dan milenial, wisata berbasis alam, budaya autentik, wellness, dan kuliner menjadi pilihan utama mereka.

“Generasi muda mencari pengalaman yang bermakna, bukan sekadar destinasi populer. Mereka ingin dekat dengan alam, sejarah, dan komunitas lokal,” jelas Vivin Harsanto, Executive Director dan Head of Strategic Consulting JLL Indonesia.

Dengan pendekatan digital yang terarah dan berbasis pengalaman, Indonesia bisa menjangkau pasar global dengan cara yang lebih efisien dan lebih personal. Contohnya Pacu Jalur yang berhasil meraih puluhan juta impresi di media sosial dan menarik 1,6 juta pengunjung karena promosinya disesuaikan dengan gaya generasi muda.

Bagi generasi muda, destinasi yang sebelumnya tidak termasuk dalam top of mind atau detour (tempat yang dekat dengan destinasi utama), kini juga semakin diminati. Mereka ingin mencari pengalaman baru di destinasi unik yang berbeda dari destinasi utama. Perjalanan intra-regional juga semakin diminta dan diminati.

“Ini membuka peluang bagi Indonesia untuk mengemas ulang dan memperkaya produk wisata. Menggabungkan destinasi populer dengan destinasi MICE di sekitarnya, menciptakan paket wisata yang lebih autentik,” kata dia.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.