Dua wisatawan asal China mendapatkan pengalaman tak menyenangkan saat berlibur di Jepang. Mereka diusir dari sebuah restoran karena dinilai berpakaian terlalu terbuka.
Peristiwa itu terjadi di restoran Thailand bernama Baan Thai Market di Kota Kobe. Melansir South China Morning Post, Kamis (30/10/2025) salah satu korban merupakan blogger asal China yang tak ingin disebut namanya. Dia membagikan kisah itu lewat media sosial.
Unggahannya langsung viral dan mendapat lebih dari 2.100 tanda suka. Dalam video itu, dia menyebut saat masuk ke restoran, sang pemilik langsung melontarkan komentar pedas.
“Musim panas sudah berakhir. Kalian tidak perlu keluar telanjang lagi,” ujar pemilik restoran dengan nada sinis.
Padahal, menurut sang blogger, pakaian mereka sangat biasa hanya rompi olahraga dan celana panjang longgar yang menurutnya sopan dan pantas digunakan.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Masalah tak berhenti di situ. Saat mereka masih makan, manajer dan staf restoran tiba-tiba datang, mengambil sumpit dari tangan mereka, membersihkan meja, dan membawa semua makanan tanpa bertanya apakah mereka sudah selesai makan.
“Ketika saya hendak membayar, saya bertanya kepada manajer berapa jumlahnya. Tapi dia sama sekali tidak menjawab, hanya menatap layar komputer seolah kami harus menghitung sendiri,” tulisnya dalam unggahan itu.
Setelah kejadian tersebut, ia mencoba mencari tahu lebih jauh lewat ulasan Google dan menemukan banyak komentar senada. Beberapa pelanggan lain juga mengeluhkan perilaku kasar dan diskriminatif dari manajer yang sama.
“Saya baru sadar, ternyata banyak orang mengalami hal serupa. Jumlah ulasan negatifnya luar biasa banyak,” dia menambahkan.
Beberapa pengunjung bahkan mengaku diusir karena alasan sepele seperti memakai parfum. Ada pula yang bercerita bahwa sang manajer hanya bersikap ramah kepada tamu Jepang, tapi langsung berubah dingin begitu mendengar mereka berbicara dalam bahasa Mandarin.
Menariknya, tahun ini Jepang menjadi destinasi luar negeri paling populer bagi wisatawan China, menyalip Thailand. Fenomena itu didorong oleh kebijakan visa yang longgar, melemahnya nilai yen, dan minat besar terhadap wisata kuliner Jepang.
Namun insiden di Kobe itu justru mencoreng suasana tersebut. Banyak netizen Jepang menyuarakan kritik keras terhadap perilaku sang pemilik restoran.
“Manajer itu memang sudah terkenal kasar. Reputasinya buruk sejak lama,” tulis salah satu komentar.
“Ini bukan soal pakaian. Dia langsung berubah sikap begitu tahu mereka orang China,” tulis komentar lainnya.
Adapun komentar lainnya yang mengatakan bahwa perilaku seperti itu dapat merusak citra Jepang di mata wisatawan, khususnya wisatawan asal China.
“Diskriminasi seperti ini hanya merusak citra negara. Dia tidak sadar bisnisnya hidup dari wisatawan,” tulis komentar itu.






