Seorang warga negara (WN) Inggris bernama Rebecca Rose Parsons (26) diperas oleh sopir taksi bernama Gede di kawasan Seminyak, Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Bule itu diminta membayar tebusan sebesar Rp 1 juta untuk mendapatkan ponselnya yang tertinggal di taksi pelaku.
“Ya benar, diperas Rp 1 juta,” kata pemilik usaha jasa layanan kehilangan (Lost and Found) Hey Bali, Giostanov Latto, dihubungi infoBali, Minggu (23/11/2025).
Giostanov mengatakan peristiwa itu berawal saat Rebecca bepergian dari Denpasar ke Seminyak dengan menumpang taksi koperasi yang dikemudikan Gede. Setelah tiba di tujuan, Rebecca langsung meninggalkan taksi tanpa memeriksa barang bawaannya.
Setelah beberapa saat barulah dia menyadari ponselnya tidak ada. Dia menduga ponsel itu tertinggal di dalam taksi yang dikemudikan Gede.
Rebecca pun melacak Hp miliknya dengan menggunakan ponsel temannya bernama Heather.
“Titiknya ketemu lalu minta bantuan kami. Kami lalu mencari berdasarkan titik yang diberi tahu itu,” kata Latto.
Setelah dilacak, titiknya mengarah ke tempat kos Gede. mereka berkomunikasi dan Gede bersedia mengembalikan HP itu asalkan diberi imbalan.
Rebecca tidak keberatan. Dia menawari imbalan sebesar Rp 700 ribu. Namun, Gede menolak. Dia meminta Rp 1 juta ke Rebecca.
“Waktu itu di sebuah restoran, Gede dan Rebecca sempat bertemu. Rebecca diminta uang Rp 1 juta itu. Sampai enam orang staf restoran yang menemani Rebecca. Mungkin karena ada hal penting di ponsel itu, Rebecca akhirnya menyerahkan uang yang diminta si sopir,” kata dia.
Latto mengatakan karena ketakutan, Rebecca akhirnya mengadu ke polisi soal pemerasan itu. Mendapat laporan tentang dugaan pemerasan itu, Gede dipanggil ke kantor polisi.
Uang Rp 1 juta itu akhirnya dikembalikan Gede tanpa kehadiran Rebecca yang sudah trauma dengan kelakuan Gede. Latto menyebut hanya dia, Polsek Kuta, dan Gede yang datang dalam pengembalian uang imbalan dari Rebecca itu.
“Dikembalikan (Gede) di kantor polisi tanggal 21 November 2025 sekitar jam tiga sore,” katanya.
Kapolsek Kuta Kompol agus Riwayanto Diputra mengatakan, pengembalian uang imbalan itu adalah inisiatif dari Gede. Pihaknya hanya memfasilitasi proses pengembalian uang itu.
“Turisnya sudah menerima uang dari sopir taksinya.Kami hanya memfasilitasi dan menyaksikan saja,” kata Agus.
Agus menuturkan Rebecca tidak melayangkan laporan polisi atas pemerasan itu. Meski begitu, dirinya berharap kasus tersebut tidak terjadi lagi karena dapat merusak citra pariwisata di Bali.
“Kami memberikan imbauan juga agar kejadian itu tidak terjadi lagi di kemudian hari,” katanya.
***
Selengkapnya klik di
