Perdebatan muncul setelah turis Thailand menyebut Bangkok lebih maju 400 kali dibanding Kuala Lumpur. Warga Malaysia memberikan tanggapan pedas.
Klaim itu diunggah di Threads pada November 2025, disertai foto-foto skyline Bangkok. Unggahannya langsung viral dengan 4.700 likes dan lebih dari 4.000 komentar.
Warga Malaysia merespons dengan pedas.
“Kamu benar. Malaysia tertinggal 50 tahun di belakang Bangkok. Kami di Kuala Lumpur tinggal di rumah pohon. Enggak ada mal, enggak ada hotel, enggak ada bandara. Kami ke mana-mana naik sapi dan kerbau,” kata salah satu warga Malaysia.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Ya, jangan datang ke sini. Kami tidak memakai baju, kami masih menggunakan daun buat menutup badan kami,” komentar yang lain.
Di tengah perdebatan itu, beberapa wisatawan dari negara lain mencoba memberi penilaian yang lebih seimbang. Seorang turis Filipina menilai Malaysia jauh lebih cocok untuk kualitas hidup jangka panjang.
Dia memuji keberagaman alam Malaysia, dari kota besar hingga pegunungan sejuk dan pantai indah, serta kemudahan hidup karena bahasa Inggris digunakan secara luas.
Turis itu juga menyebut keunikan budaya Malaysia yang merupakan perpaduan Melayu, Tionghoa, dan India, membuat kuliner dan festivalnya begitu kaya.
Wisatawan lain memberi apresiasi untuk Bangkok yang dianggap modern, progresif, toleran, dan terbuka. Ada pula traveler yang mengklaim bahwa kebersihan toilet di Bangkok lebih baik dibanding banyak area di Kuala Lumpur.
Namun, dia tak memungkiri bahwa macet, polusi, dan keramaian di Bangkok juga menjadi tantangan besar.
Terlepas dari perbandingan kedua kota, data menunjukkan Malaysia menjadi negara dengan jumlah kunjungan turis tertinggi di Asia Tenggara. Dalam tujuh bulan pertama 2025, Malaysia mencatat 24,5 juta wisatawan, naik 16,8% dibanding tahun sebelumnya.
Malaysia menargetkan 47 juta wisatawan mancanegara dan pendapatan USD 80 miliar untuk program Visit Malaysia 2026.
Sebaliknya, kedatangan wisatawan ke Thailand tahun ini tercatat menurun. Salah satunya karena meningkatnya kekhawatiran soal keamanan.
Bagaimana penilaian traveler?






