Turis-turis Panik Saat Gempa Terjang Turki dan Yunani

Posted on

Kepanikan mewarnai Marmaris, Turki saat gempa bumi berkekuatan 5,8 skala richter mengguncang wilayah itu pada Selasa (3/6/2025) dini hari. Termasuk para wisatawan berupaya menyelamatkan diri.

Mengutip dari Express, Rabu (4/6) salah satu turis yang mengalami gempa itu adalah Rebecca. Dia berasal dari Inggris. Di Turkis, dia berlibur bersama keluarganya.

Melalui akun TikTok-nya, @rebeccaeliza86, ia menceritakan betapa mencekam momen tersebut.

“Seluruh kamar berguncang hebat. Tempat tidur bergetar luar biasa, kami langsung melompat ke atas anak-anak kami untuk melindungi mereka,” kata Rebecca.

Dia juga menyebut bahwa ada seorang staf hotel begitu panik hingga melompat keluar jendela.

“Semua orang dievakuasi ke luar hotel. Mereka memberi kami air dan bantuan, tapi kami harus tetap berada di luar karena gempa susulan bisa terjadi kapan saja,” dia menambahkan.

Di kolom komentar video Rebecca, netizen lain juga berbagi pengalaman yang mengatakan kejadian itu sebagai situasi yang amat menakutkan. Beberapa menyatakan kepanikan yang luar biasa, terlebih gempa terjadi dini hari di mana orang-orang dalam keadaan tertidur lelap.

“Aku sedang hamil 16 minggu, dan aku terbangun karena guncangan itu. Sampai sekarang belum bisa tidur lagi. Semoga kamu dan keluargamu baik-baik saja,” tulisan salah satu komentarnya.

Di sisi lain Laut Aegea, di Pulau Rhodes, Yunani, dampak gempa juga terasa. Bahkan menurut Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC), pagi itu wilayah Rhodes diguncang gempa lain dengan kekuatan 6,2 skala richter.

Seorang pengguna TikTok dari Yunani mengatakan dengan sigap ia langsung menggendong bayinya dalam keadaan yang panik akibat guncangan gempa.

“Baru saja gempa mengguncang hotel kami. Aku langsung ambil bayiku. Kami akan terbang pulang. Semoga semua orang di Yunani selamat,” ujar akun bernama @strawbz938.

Dalam kejadian gempa itu, merenggut nyawa seorang anak berusia 14 tahun bernama Afranur Gunlu. Kepergiannya itu disebut akibat serangan panik saat gempa, Afranur sempat dilarikan ke rumah sakit namun sayangnya nyawa anak tersebut tidak terselamatkan.

Gubernur Marmaris, Idris Akbiyik, sebelumnya mengatakan bahwa tidak ada kerusakan besar akibat gempa. Tapi kemudian dikonfirmasi bahwa sebanyak 69 orang mengalami cedera, kebanyakan karena melompat dari ketinggian karena panik.

“Putri kami, Afranur, dibawa ke rumah sakit karena serangan panik setelah gempa, tapi meskipun telah dilakukan berbagai tindakan, ia meninggal dunia,” kata Idris seperti yang diberitakan The Mirror.

“Delapan orang telah dipulangkan sebagai pasien rawat jalan, sementara 46 lainnya masih dalam perawatan. Saya berdoa agar Tuhan mengampuni Afranur dan menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarganya. Semoga Tuhan melindungi bangsa ini dari bencana,” dia menambahkan.

Turki memang dikenal rawan gempa karena berada di atas jalur patahan aktif. Pada tahun 2023 lalu, negara tersebut mengalami salah satu bencana gempa paling mematikan dalam sejarah modern, gempa berkekuatan 7,8 skala richter yang menewaskan lebih dari 53.000 orang.