Setelah lebih dari satu abad tertutup bagi publik, Taman Qianlong di kompleks Forbidden City di Beijing, China akhirnya bisa dinikmati masyarakat luas.
Kawasan bersejarah yang dibangun pada 1770-an untuk Kaisar Qianlong itu resmi dibuka kembali pada akhir September kemarin, usai menjalani proyek restorasi besar selama 25 tahun.
Mengutip Travel+Leisure, Sabtu (15/11/2025) pemugaran tersebut ditopang oleh World Monuments Fund dan menelan biaya sekitar 15-18 juta dolar AS (Rp 250-300 miliar).
Presiden China, Xi Jinping, menilai investasi tersebut sangat berarti. Ia menyebut taman tersebut sebagai simbol penting peradaban China dan menegaskan bahwa pihak terkait harus bekerja lebih keras untuk melindungi, memulihkan, dan memanfaatkan peninggalan budaya dengan baik.
Pandangan serupa disampaikan, Ketua UNESCO untuk Konservasi dan Manajemen Warisan Arsitektur di Asia, Ho Puay-peng. Ia mengatakan kesabaran dan ketelatenan dalam proyek tersebut sangat patut dipuji.
“Saya senang melihat mereka menghabiskan waktu yang begitu lama untuk ini,” ucapnya seperti yang dikutip Travel+Leisure dari CNN.
Taman yang juga dikenal sebagai Istana Panjang Umur yang Damai itu merupakan area yang luas dengan empat halaman yang saling terhubung. Di dalamnya berdiri 27 bangunan yang dahulu menjadi tempat peristirahatan pribadi sang kaisar.
Lanskapnya diperkaya dengan taman batu, pepohonan tua, serta aliran air yang menghadirkan suasana tenang. Bagian interiornya pun tak kalah memesona. World Monuments Fund menyebut kompleks ini sebagai istana di dalam istana yang menakjubkan milik kaisar, yang hampir tak berubah sejak pembangunannya, menyimpan beberapa contoh desain interior Tiongkok paling luar biasa yang ada saat ini.
Selama lebih dari dua dekade, tujuan bersama kami tetap sama: memulihkan situs ikonik ini sesuai dengan standar konservasi internasional tertinggi dan menjadi model bagi proyek-proyek pelestarian di masa mendatang di Kota Terlarang,” lengkapnya.
Mereka juga menilai pemugaran Taman Qianlong sebagai contoh luar biasa dari kolaborasi China-Amerika yang sukses, yang mendorong pemahaman lintas budaya dan rasa saling menghormati.
Proses pemulihan taman tersebut bukan tanpa hambatan. Juru bicara World Monuments Fund menjelaskan ada beberapa bagian taman yang perlu perhatian khusus dalam pengerjaannya.
“Proyek ini memiliki sejumlah tantangan unik, mulai dari pelestarian lapisan akhir seperti mural trompe l’oeil dari sutra langka, hingga pertukangan bersejarah dan penggunaan material langka seperti tatahan giok serta marquetry dari benang bambu,” ucap juru bicara WMF.
Ia menambahkan bahwa tim sering kali harus menciptakan kembali material maupun teknik tradisional yang sudah tidak digunakan lagi. Langkah tersebut ditempuh demi menjaga keaslian sejarah sambil tetap memadukannya dengan ilmu konservasi modern.
Untuk menikmati taman yang baru dipugar tersebut, wisatawan perlu membeli tiket masuk Museum Istana. Harga tiket pada musim sepi dimulai sekitar 5,60 dolar AS atau sekitar Rp 93 ribu untuk dewasa. Karena tingginya minat pengunjung, wisatawan disarankan memesan tiket lebih awal.
Keindahan Istana yang Lama Tersembunyi







