Kemacetan di kawasan Puncak, Bogor, menjadi kisah klasik yang belum juga ada solusinya. Sejumlah usulan solusi mengemuka, termasuk pengadaan cable car atau kereta gantung, bagaimana kelanjutannya?
Setiap akhir pekan atau musim liburan, ribuan kendaraan menumpuk di jalur menuju kawasan wisata ini. Meski berbagai upaya telah dilakukan, masalah itu tetap menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan hingga kini.
Penyebabnya sudah jelas, kapasitas jalan yang tak sebanding dengan jumlah kendaraan yang melintas. Berdasarkan catatan infoJabar pada 2023, kondisi itu sudah berlangsung selama lebih dari empat dekade.
Beragam kebijakan pun sudah dicoba. Mulai dari sistem one way, ganjil genap kendaraan, hingga rencana pembangunan infrastruktur baru seperti jalan tol, jalur kereta api, dan kereta gantung (cable car).
Ide pembangunan cable car sebenarnya bukan baru-baru amat. Wacana itu digaungkan sejak lama sebagai salah satu solusi cerdas dan ramah lingkungan untuk mengurai kemacetan di kawasan wisata Puncak.
Menurut situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, proyek itu mulai kembali dibahas serius pada 2022 oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat itu, Sandiaga Uno.
Kala itu, Sandiaga merencanakan jalur cable car sepanjang sekitar 3 kilometer, yang akan melintasi kawasan paling padat seperti Agrowisata Gunung Mas. Proyek tersebut diharapkan bisa menjadi sarana transportasi modern, efisien, sekaligus menambah daya tarik wisata di Puncak.
Sayangnya, hingga kini, realisasinya masih belum jelas. Setelah tongkat kepemimpinan pariwisata berpindah ke Menteri Widiyanti Putri Wardhana, proyek itu seolah kehilangan prioritas.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Beberapa pihak menilai, Widiyanti kini lebih fokus pada pengembangan destinasi wisata yang sudah ada, dengan tujuan memperkenalkan pariwisata Indonesia ke dunia dan menarik lebih banyak wisatawan mancanegara.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bogor memiliki rencana lain untuk mengatasi kemacetan Puncak. Mereka tengah mengupayakan pembangunan Suspended String Light Rail Transport (SSLRT), sebuah sistem kereta layang berteknologi tinggi yang dianggap lebih efisien dan futuristik.
Berbeda dengan cable car, SSLRT menggunakan kendaraan listrik otonom yang melaju di atas rel baja tegang dengan kecepatan hingga 150 km/jam. Teknologi ini diklaim hemat energi, ramah lingkungan, dan memiliki tingkat keamanan tinggi.
Pemkab Bogor juga telah menyusun konsep pembangunan enam stasiun pemberhentian, yang menghubungkan rest area Gunung Mas hingga Puncak Pass, di perbatasan Kabupaten Bogor dan Cianjur.
Jika terealisasi, proyek ini bukan hanya akan mengurai kemacetan, tapi juga memperkuat citra Puncak sebagai kawasan wisata berkelanjutan.
Meski begitu, baik proyek cable car maupun SSLRT masih berada di tahap wacana. Belum ada langkah konkret yang benar-benar terlihat di lapangan.
Warga dan wisatawan berharap pemerintah segera mengambil tindakan nyata agar kemacetan tak lagi menjadi “menu wajib” setiap kali berkunjung ke Puncak.
Selama ini, moda transportasi di kawasan tersebut masih didominasi oleh kendaraan pribadi dan angkutan umum konvensional.
