Wamen Haji Dahnil Anzar dan Style Uniknya, Serasa Traveling ke Era Stovia

Posted on

Presiden Prabowo mengangkat menteri dan wakil menteri baru dalam reshuffle yang diumumkan pada Senin (8/9/2025). Salah satu yang diberi amanah baru adalah Dahnil Anzar Simanjuntak sebagai Wakil Menteri Haji dan Umrah, setelah sebelumnya dikenal sebagai politikus.

Selain sibuk dengan karir politiknya, Dahnil kerap mengupdate kehidupan pribadinya di Instagram @dahnil_anzar_simanjuntak. Dalam beberapa kesempatan, Dahnil yang pernah berkarir sebagai akademisi ini menampilkan gaya berpakaian unik dan sangat khas.

Dahnil tampak menggunakan bawahan kain batik dengan atasan beskap atau setelan jas resmi. Dia juga menggunakan dasi panjang atau kupu-kupu sebagai aksesori yang menegaskan setelah tersebut formal. Aksesori lain adalah bros yang diletakkan di dada kanan, kiri, atau kantong atasan.

Gaya pakaian Dahnil mengingatkan pada tampilan pemuda Stovia sebuah sekolah kedokteran zaman Belanda bagi pribumi. Tidak semua orang bisa masuk Stovia yang menetapkan syarat akademis spektakuler, bagi kaum pribumi masa itu. Pribumi wajib pintar, bisa bahasa Indonesia, Belanda, dan lancar berdialektika.

Style unik pemuda Stovia di zaman kolonialisme, masih bisa disaksikan di Museum Kebangkitan Nasional lewat berbagai diorama. View mahasiswa yang sedang belajar, praktik, dan sekadar mengobrol tampak menggunakan bawahan kain dan atasan formal.

Dikutip dari tulisan berjudul Gaya Pakaian pada Elite Pribumi di Batavia (1900-1942) karya Nadia Nur Azizah, pakaian tidak lepas dari politik rasis dan perpecahan yang dilakukan penjajah. Ketika itu, kolonial mewajibkan penduduk Batavia berpakaian sesuai asalnya.

“Pakaian Eropa yang digunakan orang Belanda sangat sukar digunakan etnis lain. Secara tidak langsung ini adalah cara mengeksklusifkan diri dengan sesama Belanda dan pribumi. Aturan ini dikecualikan sebelum awal abad ke-20 bagi yang dekat dengan pemerintah koloni,” tulis Nadia dari Fakultas Pendidikan Sejarah UNJ.

Gaya pemuda STOVIA dianggap terobosan yang menggabungkan nasionalisme dan ciri khas Eropa. Para pemuda Stovia ingin menunjukkan, mereka adalah kalangan intelek yang diakui pemerintah kolonial namun tidak meninggalkan akar sebagai orang Indonesia. Pemilihan gaya busana sekaligus ingin menunjukkan nasionalisme pemuda Stovia.

Dahnil nampaknya benar-benar mengagumi gaya dan pemikiran para pemuda Stovia. Dia juga menggunakan gaya tersebut dalam foto bersama pejabat Badan Penyelenggara Haji (BP Haji), yang juga diupload dalam akun media sosialnya.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi