Tidak semua penginapan bisa membuat kita jatuh cinta bahkan sebelum tiba di pintu masuknya. Namun, Montana Glamping Pangalengan berhasil melakukannya.
Terletak di tengah hamparan Situ Cileunca yang tenang, tempat ini seolah memanggil setiap pengunjung untuk melupakan sejenak hiruk pikuk kota dan tenggelam dalam kedamaian alam.
Dari kejauhan, deretan dome putih berbentuk igloo tampak seperti rumah salju di tengah danau; konsep penginapan yang unik dan instagramable di Bandung Selatan. Untuk menuju lokasi, saya harus menaiki perahu kayu yang disediakan oleh pengelola.
Dari dermaga sederhana di pelataran danau, perahu mulai bergerak membelah air yang tenang. Akhirnya, saya bisa melihat hamparan Situ Cileunca lebih dekat, lengkap dengan deretan penginapan dan kebun berry di seberang sana.
Hari itu adalah weekday, suasana cukup sepi. Tak banyak pengunjung yang datang, membuat perjalanan kali ini terasa lebih pribadi: seperti liburan kecil yang hanya milik saya dan pasangan.
Di tengah dinginnya udara Pangalengan, kami duduk bersebelahan di atas perahu, menikmati hembusan angin dan sesekali mengayunkan tangan untuk menyentuh dinginnya air danau.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Sesampainya di seberang, suasana romantis itu semakin terasa. Kami disambut dengan deretan dome putih, lengkap dengan kursi santai di area teras yang menghadap langsung ke Situ Cileunca.
Terdapat juga taman-taman dengan rerumputan hijau dan kolam renang sebagai fasilitas bersama yang letaknya dekat sekali dengan pelataran danau. Kami menempati kabin tipe dua orang.
Di dalamnya, lampu kuning temaram memantulkan cahaya lembut di dinding putih berbentuk kubah. Kasur empuk, selimut tebal, dan desain interior minimalis membuat suasananya terasa seperti rumah kecil di negeri salju.
Saat pagi berganti malam, kami duduk di depan tenda sambil menyeruput teh panas khas Pangalengan. Udara yang dingin menyentuh kulit, dipadu dengan teh panas dan obrolan hangat bersama pasangan; rasanya tenang sekali, seperti dunia berhenti sejenak agar saya bisa benar-benar menikmati momen itu bersama pasangan.
Esok paginya, dari depan tenda, pemandangan Situ Cileunca tampak begitu indah: kabut tipis melayang di atas permukaan air, menciptakan suasana magis yang sulit dilupakan.
Sarapan sederhana sudah menunggu di meja: nasi goreng hangat dan teh manis yang terasa nikmat karena udara dingin. Sebelum pulang, saya sempat berbincang dengan salah satu pengelola, Rifki Ceptian, yang mengatakan bahwa pengunjung biasanya membludak saat akhir pekan.
“Beberapa wisatawan asing dari Singapura, Malaysia, dan Taiwan juga pernah menginap di sini,” tutupnya.
Saya tidak heran, tempat ini memang punya daya tarik tersendiri yang membuat siapa pun ingin kembali. Jadi, apakah travelers tertarik untuk mencobanya?
—
Artikel ini merupakan kiriman pembaca infocom, Anda juga bisa mengirim cerita perjalanan






