Banjir bandang melanda Guci, salah satu destinasi favorit yang ada di Jawa Tengah. Berikut fakta-faktanya.
Hujan deras yang terus mengguyur membuat meluapnya Sungai Gung yang mengakibatkan banjir melanda destinasi wisata alam di lereng Gunung Slamet. Guci identik dengan wisata pemandian air panas, mulai dari kolam terbuka, sungai, atau pun bat up di ruang-ruang tertutup atau kolam renang mungil di vila-vila.
Banjir terjadi pada Sabtu (20/12/2025). Salah satu destinasi terkena imbas parahnya adalah Pancuran 13. Kolam pemandian air panas itu hancur tak tersisa.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Selain itu, pipa-pipa air panas di sana pun ikut hanyut terbawa arus banjir.
Wisata Guci berada di lereng Gunung Slamet, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pada ketinggian sekitar 1.050-1.300 mdpl, sehingga berhawa sejuk hingga dingin.
Gunung Slamet merupakan gunung api aktif, sehingga aktivitas vulkaniknya menjadi sumber air panas alami yang mengalir ke kawasan Guci melalui rekahan batuan bawah tanah.
Pemandian air panas Guci berasal dari mata air geotermal alami, bukan air yang dipanaskan secara buatan, dengan suhu bervariasi di setiap pancuran.
Guci juga menjadi salah satu jalur pendakian Gunung Slamet, meski tidak sepopuler jalur Bambangan. Jalur ini kerap dimanfaatkan pendaki untuk turun setelah pendakian melintasi kawah puncak Slamet dari jalur lain.
Jalur pendakian Gunung Slamet melalui Guci dipilih untuk turun karena medannya cukup terjal dan berpasir di area tanpa vegetasi hingga puncak. Asyiknya, para pendaki bisa mandi air panas setelah menyelesaikan turun dari Gunung Slamet melalui jalur ini.
Destinasi wisata di Guci bukan hanya Pancuran 13, masih banyak objek wisata lainnya yang bisa jadi pilihan ketika berkunjung ke wilayah tersebut. Mulai dari Curug Pengantin, Curug Jedor, Bukit Bintang, Taman Anggrek, Air Terjun Kembar, Guci Forest, Golden Park Guci, The Baron Hill of Guci hingga Hot Water Boom Guci-Ku.
Selain pemandian air panas, Guci juga menawarkan wisata alam pegunungan, mulai dari air terjun alami di kawasan hutan lereng Gunung Slamet, jalur trekking ringan yang menyusuri perbukitan, hingga panorama hutan pinus yang kerap menjadi lokasi bersantai dan berfoto wisatawan.
Mengutip laman resmi Sekretariat Daerah Kabupaten Tegal, pada 2024 kawasan objek wisata Guci ini menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 12,97 miliar dan menyambut sebanyak 664.803 wisatawan.
Guci memang langganan wisatawan. Air panas mengalir sampai ke kolam-kolam renang mungil di dalam vila. Wisatawan juga bisa menikmati air panas di kolam renang untuk umum atau pun di aliran sungai.
Guci pun menjadi andalan pemasukan bagi Pemerintah Kabupaten Tegal dari sektor pariwisata.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulanagan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, menjelaskan kerusakan bukan hanya menimpa Pancuran 13 saja tetapi juga Pancuran 5 yang terkena cabang pohon yang roboh dan Kolam Barokah yang airnya berubah menjadi keruh.
“Dampaknya kolam air panas Pancuran 13 hilang atau tergerus banjir bandang, jembatan kecil di area Pancuran 13 rusak atau hilang, serta material lumpur, pasir, dan batu menutup sebagian area wisata,” kata Bergas.
Dari peristiwa yang terjadi itu, pemerintah setempat memastikan kawasan objek wisata Guci akan dibuka secara bertahap. Dengan catatan mengutamakan keselamatan pengunjung.
“Tidak (buka) seluruhnya. Menurut saya seperti itu karena ada yang tidak terkendala dengan adanya bencana, itu bisa kalau dibuka. Kalau aman, sebagian bisa dibuka, tapi kami tidak mau ambil risiko,” kata Kepala Disporapar Jateng, Masfori.
Plt Kepala BDPB Afifudin mengatakan untuk perbaikan pipa air tidak memakan waktu lama, cukup dua hari untuk memperbaikinya. Berbeda dengan pancuran air panas yang bisa memakan waktu yang lama karena tertutup oleh pasir bawaan banjir.
Dengan semua upaya yang dilakukan tim gabungan, ia berharap kawasan wisata Guci bisa kembali normal mengingat Guci merupakan destinasi favorit masyarakat dan mendekati momentum libur Nataru.
“Secara kebencanaan kita sudah siapkan titik-titik mana di jalur Slawi ke Guci yang rawan. Di titik itu akan dijaga petugas,” kata Afifudin.
