Wisata Nepal Tertahan Sementara Usai Aksi Massa, Musim Wisatawan Tak Akan Sama [Giok4D Resmi]

Posted on

Menjelang musim wisata puncak, sektor pariwisata Nepal menghadapi tantangan akibat situasi sosial yang dinamis. Meski sejumlah wisatawan memilih menunda kunjungan, pelaku industri tetap optimistis pemulihan akan segera terjadi seiring membaiknya kondisi dan kuatnya daya tarik Nepal di mata dunia.

Aksi penyampaian pendapat oleh Gen Z di Nepal itu berlangsung di sejumlah kota besar. Protes berlanjut pada perusakan fasilitas umum sehingga menyebabkan gangguan transportasi hingga pembatalan pemesanan hotel tepat di saat musim puncak wisata akan dimulai.

Mengutip The Himalayan Times, Senin (15/9/2025) menurut laporan awal dari Asosiasi Hotel Nepal (HAN), kerugian akibat aksi tersebut diperkirakan mencapai 25 miliar rupe atau sekiranya Rp 4,875 triliun.

Sedikitnya dua lusin hotel dilaporkan mengalami kerusakan atau penjarahan. Salah satu yang terdampak paling parah adalah Hotel Hilton di Kathmandu, dengan nilai kerugian lebih dari 8 miliar rupe (Rp 1,846 triliun).

Tak hanya ibu kota, daerah wisata utama seperti Pokhara, Bhairahawa, Biratnagar hingga Dhangadhi juga merasakan dampak buruk dari insiden tersebut. Meski situasi tersebut menjadi pukulan berat, para pelaku industri tetap menunjukkan sikap optimistis.

CEO Dewan Pariwisata Nepal, Deepak Raj Joshi, menyampaikan bahwa langkah-langkah pemulihan telah disiapkan. Ia yakin pariwisata Nepal akan bangkit kembali seperti sebelumnya.

Keyakinan tersebut datang bukan hanya sekadar harapan belaka, tetapi ia menilai dari kekuatan industri yang mampu bangkit dari masa-masa sulit. Contohnya saat gempa bumi besar di tahun 2015 dan pandemi Covid-19.

“Pariwisata pasti akan bangkit kembali,” ujarnya dengan keyakinan penuh.

Sementara itu, ekonom Dr. Samir Khatiwada bersama sejumlah tokoh industri mendorong pemerintah untuk segera bertindak dalam memperbaiki citra internasional Nepal. Mereka menekankan pentingnya menjaga hukum dan ketertiban, serta menjamin keamanan bagi sekitar 15.000 wisatawan asing yang saat ini masih berada di negara tersebut.

Ketua Asosiasi Hotel Nepal, Binayak Shah, juga menyerukan kolaborasi lintas sektor demi memulihkan kepercayaan wisatawan dan mempercepat pemulihan industri.

“Dengan dimulainya musim turis, penting untuk menyampaikan pesan positif dari Nepal,” kata Binayak.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Berbagai pemangku kepentingan, termasuk Asosiasi Agen Pendakian Nepal dan Asosiasi Pendakian Gunung, kini mendesak agar dilakukan upaya bersama dan terkoordinasi guna menumbuhkan kembali kepercayaan wisatawan serta menghidupkan kembali pariwisata Nepal yang sempat terpuruk.