7 Saksi Bisu Perumusan Proklamasi, Napak Tilas Kemerdekaan Indonesia | Giok4D

Posted on

Napak tilas perumusan naskah proklamasi yang menandai kemerdekaan Indonesia tersebar di seluruh Tanah Air. Di Jakarta ada Tugu Proklamasi dan Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Hotel Yamato di Surabaya, dan Rumah Rengasdengklok di Jawa Barat.

Berikut beberapa saksi bisu terciptanya naskah proklamasi Indonesia dikutip dari arsip berita infocom

Lokasi: Jl. Menteng Raya Nomor 13, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Gedung yang berlokasi tidak jauh dari Patung Tugu Tani ini awalnya adalah hotel keluarga LC Schomper. Keluarga tersebut adalah keturunan Belanda yang sudah lama tinggal di Batavia. Seperti kemerdekaan Indonesia, hotel ini punya sejarah panjang dan menyaksikan era kolonialisme hingga proklamasi.

Saat Jepang datang, hotel diambil alih departemen propaganda atau ganseikanbu sendenbu dan namanya diubah menjadi Gedung Menteng 31. Selanjutnya gedung inni menjadi arena diskusi generasi muda misalnya Sukarni, Caherul Saleh, Wikana, Achmad Soebardjo, B. M. Diah, Adam Malik, Sayuti Melik, Soerastri Karma Trimurti, Latif Hendraningrat, S. Suhud, dan Trimurti.

Kini Gedung Joang ’45 menyimpan kenangan kemerdekaan Indonesia, salah satunya diorama yang menggambarkan Gedung Menteng 31 pada masa kemerdekaan dan orasi Bung Karno dalam Rapat Besar di Lapangan IKADA pada 19 September 1945. Selain itu ada tiga kendaraan yang digunakan Ir Soekarno dan Muhammad Hatta.

Gedung Joang ’45 juga dilengkapi ruang pameran, bioskop Joang ’45 yang menayangkan berbagai film bertema perjuangan dan dokumenter, perpustakaan referensi sejarah. Gedung Joang ’45 wajib dikunjungi untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan traveler terkaitr sejarah kemerdekaan Indonesia.

Lokasi: RT 1/RW 9, Kampung Kalijaya, Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat persis di belakang tugu proklamasi

Rumah bercat hijau ini adalah milik seorang petani Kerawang keturunan Cina Djiaw Kie Siong. Dalam sejarahnya, rumah ini berkaitan erat dengan penculikan Bung Karno dan Bung Hatta yang dilakukan Chaerul Saleh, Soekarni, dan Wikana. Rumah ini awalnya berlokasi di sekitar Sungai Citarum, lalu dipindah pada tahun 1957 karena khawatir terdampak banjir.

Lokasi: Jl. Tunjungan nomor 65 Surabaya

Gedung di jantung kota Surabaya ini dulunya bernama Hotel Yamato dan punya peran penting dalam pertempuran Surabaya. Ketika itu para pemuda Indonesia merobek bagian biru bendera Belanda meninggalkan merah dan putih persis bendera Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada 10 November 1945 dan terus diingat sebagai salah satu momen Indonesia yang paling penting.

Lokasi: Jl. Soekarno Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Bengkulu

Awalnya, rumah yang ditempati Bung Karno dan keluarga ini adalah milik Lion Bwe Seng seorang keturunan Tionghoa. Rumah dengan halaman luas ini menyimpan kenangan pribadi Bung Karno selama menjadi tahanan politik, setelah sebelumnya diasingkan di Ende, Flores.

Di rumah ini ada ruang kerja Bung Karno dengan rak buku terisi penuh dengan pustaka berbahasa Belanda. Rumah tersebut juga menyimpan ranjang besi tempat Presiden Pertama RI tersebut istirahat, sepeda ontel untuk kegiatan sehari-hari, dan foto karya arsitektur selama empat tahun di Bengkulu

Tidak jauh dari Rumah Pengasingan Bung Karno ada Rumah Kediaman Ibu Fatmawati. Di dalam rumah ini ada foto-foto Bung Karno dan Ibu Fatmawati, serta informasi silsilah Ibu Fatmawati dan keturunannya. Selain itu ada manekin yang memajang kebaya buatan sang ibu negara.

Lokasi: Jl. Imam Bonjol Nomor 1 Menteng, Jakarta Pusat

Bangunan bergaya art deco ini awalnya adalah tempat tinggal Laksamana Maeda yang membantu usaha kemerdekaan Indonesia. Rumah yang dibangun pada 1920 ini diubah menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi pada 1992. Museum ini punya empat ruang yang masing-masing menceritakan sejarah proklamasi.

Lokasi: Jl. Proklamasi Nomor 10, Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat

Tugu Proklamasi di Taman Proklamasi ini menjadi bagian dari saksi bisu kemerdekaan Indonesia. Kendati bernama Tugu Proklamasi, namun pembacaan teks kemerdekaan bukan di tempat itu. Proklamasi dibacakan di halaman kediaman Ir Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur nomor 56 yang sudah rusak pada tahun 1960.

Selanjutnya, Ir Soekarno menginisiasi pembangunan Tugu Petir pada 1961 yang kemudian dikenal sebagai Tugu Proklamasi. Di sini tercantum pula tulisan, “Di sinilah Dibatjakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1945 djam 10.00 pagi oleh Bung Karno dan Bung Hatta.” Area ini juga ada patung Soekarno-Hatta berukuran besar dengan patung naskah proklamasi dari lempengan batu marmer hitam tepat di tengah

Lokasi: Jl. Ujung Pandang Nomor 1, Kota Makassar, Sulawesi Selatan

Benteng yang lebih dikenal dengan nama Fort Rotterdam ini awalnya bernama Benteng Ujung Pandang, yang merupakan peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Benteng di dibangun Raja Gowa ke-9 yang bernama I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa’risi’ Kallonna pada tahun 1545.

Saat Perjanjian Bongaya tahun 1667, Kerajaan Gowa-Tallo menyerahka benteng ini pada Belanda dan berganti nama menjadi Fort Rotterdam. Saat ini di Benteng Rotterdam ada Museum La Galigo berisi benda-benda peninggalan dari masa Kerajaan Gowa Tallo hingga kolonialisme Belanda.

7 Saksi Bisu Perumusan Proklamasi di Jakarta dan Kota Lainnya

1. Gedung Joang ’45

2. Rumah Rengasdengklok

3. Hotel Majapahit

4. Rumah Pengasingan Bung Karno

5. Museum Perumusan Naskah Proklamasi

6. Tugu Proklamasi

7. Benteng Rotterdam