Agen Travel China Pusing, 90% Wisatawan Batalkan Liburan ke Jepang, Minta Refund

Posted on

Agen travel China terdampak travel warning dari pemerintah agar warganya tak liburan ke Jepang. Kini 90 persen turis China mengajukan refund atau pengembalian dana.

“Dampak terbesarnya adalah pada group travel,” kata Wu Weiguo, manajer agen travel di Shanghai, dikutip dari AFP pada Minggu (22/11/2025).

“Setidaknya 90 persen klien meminta pengembalian uang untuk rencana perjalanan ke Jepang,” dia menambahkan.

Perjalanan berkelompok atau grup wisatawan China ke Jepang mencakup sekitar 12 persen dari total wisatawan China ke negeri sakura.

“Mayoritas wisatawan China bepergian sendiri, dan mereka masih bermimpi untuk mengunjungi Tokyo,” ujar Wu.

Pembatalan perjalanan wisatawan China ke Jepang itu sebagai imbas setelah China marah kepada Jepang. Kemarahan itu muncul setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengeluarkan pernyataan berpeluang untuk menyerang Taiwan.

China menganggap Taiwan China sebagai bagian dari wilayahnya (One China Policy), sehingga setiap aksi negara lain terhadap Taiwan dianggap sebagai ancaman terhadap kedaulatan nasional. China kemudian menyarankan warganya untuk menghindari perjalanan ke Jepang.

Travel warning itu memukul tak hanya usaha pariwisata Jepang, tetapi juga China. Ya, turis China adalah sumber wisatawan terbesar Jepang. Hampir 7,5 juta turis China mengunjungi Jepang dalam sembilan bulan pertama pada 2025. Jumlah itu nyaris seperempat dari seluruh wisatawan mancanegara.

Turis-turis China itu tertarik oleh yen yang melemah. Mereka juga terpikat destinasi wisata Jepang yang unik.

Turis China yang bepergian ke Jepang tidak hanya melibatkan pengusaha wisatawan Jepang, tetapi juga agen travel China.